BANDUNG OKE – Kandidat Gubernur Jabar Bima Arya tak menampik jika popularitasnya saat ini jauh dibawah jika dibandingkan dengan dua kandidat lainnya yakni Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
Bahkan, pengamat politik dari Dewan Pakar ICMI Muslim Mufty menyarankan agar Wali Kota Bogor dua periode, Bima Arya untuk menjadi Cawagub Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar 2024.
Namun, hal tersebut tak menyurutkan nyali Bima Arya untuk maju dalam Pilgub Jabar 2024. Bima Arya beralasan, berkaca pada pengalaman saat maju dalam Piwalkot 2013 lalu di Kota Bogor dirinya bisa menang mengalahkan patahana.
“Politik itu dinamis. Ketika minta izin ibu saya untuk maju di Pilwalkot Bogor, survei saya tak lebih dari 10 persen. Lawan juga begitu beratnya. Spirit saya adalah, Just do the best, and let God do the rest,” kata Bima Arya dalam serial diskusi pilkada bertajuk “Mencari Pemimpin Pilihan Rakyat” yang digagas oleh (JMSI) Jabar dan PW Muhammadiyah Jabar, belum lama ini.
Wali Kota Bogor dua periode ini menegaskan jika Politik itu dinamis. Saat pilwalkot Bogor tahun 2013, PAN hanya punya 3 kursi, sedangkan lawannya adalah incumbent dan tokoh yang sudah mengakar di Kota Bogor.
Hasilnya, pada Pilwakot Bogor 2013, KPU Kota Bogor menetapkan pasangan nomor urut 2, Bima Arya Sugiarto-Usmar Hariman, sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih periode 2014-2019 dengan mendapat suara terbanyak yakni n sebanyak 132.835 suara atau 33,14 persen.
“Saya bisa terpilih, urusan saya adalah ikhtiar (dengan) memperkenalkan gagasan, kukurilingan, ngawangkong,” tegas politisi PAN ini.
Disarankan Jadi Cawagub Ridwan Kamil, Bima Arya Beri Jawaban Diplomatis
Hadir dalam diskusi tersebut pengamat politik dari Dewan Pakar ICMI Muslim Mufty yang menyarankan agar Bima untuk menjadi Cawagub Ridwan Kamil.
“Tingkat probabilitas kemenangannya tinggi, sehingga ide dan gagasan Bima yang luar biasa akan terpelihara selama lima tahun, sekaligus sabar menanti lima tahun sebelum jadi Gubernur di 2029,” katanya.
Namun hal berbeda disampaikan oleh pengamat politik Unpad Firman Manan yang
justru berharap Bima maju sebagai Bakal Calon Gubernur. Karena ide dan gagasan hanya bisa direalisasikan ketika menjadi gubernur.
“Pemikiran yang kita dapatkan sore ini dari Pa Bima begitu luar biasa, namun sayang bila tak dieksekusi. Yang paling penting adalah diferensiasi dengan calon-calon lain, seperti Ridwan Kamil, agar bisa dipilih oleh rakyat.”
Menanggapi hal tersebut, Bima berpendapat jika menjadi Bakal Calon Gubernur Jabar bukan urusan gagasan atau keinginan suara dari bawah alias grassroot semata.
“Ini urusan para Dewa di Jakarta. DPP Partai juga tak bisa putuskan sendiri karena harus dibicarakan dengan KIM atau partai lainnya. Tugas saya adalah menyampaikan gagasan dan meningkatkan elektabilitas, karena ketika nanti disurvei hasilnya cukup baik,” katanya.
Bima mengaku tak bisa sejak sekarang memutuskan untuk menjadi Cawagub Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi, atau bahkan calon lainnya.
“Jadi saya buka komunikasi dengan semua, termasuk Pa Dedi Mulyadi. Siapa yang bisa menjamin Pa Ridwan Kamil pasti dicalonkan di Jabar? Walaupun memang saya dekat dengan Pa Ridwan Kamil,” kata Bima.***
Discussion about this post