BandungOke – Menjelang tahun 2025, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai industri pertahanan yang bergerak di bidang kedirgantaraan memperkuat komitmennya dalam menyediakan produk pesawat yang berkualitas dan kompetitif, disertai dengan inovasi teknologi terkini dan upaya pengembangan ekosistem dirgantara, sehingga tidak hanya memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, namun juga mendorong kemajuan dan optimalisasi industri dalam negeri dengan semangat dan optimisme baru.
PTDI sebagai satu-satunya produsen pesawat terbang di Indonesia dan Asia Tenggara, membuktikan bahwa dengan kekuatan kolaborasi dan solidaritas bersama, Perusahaan mampu menghadapi tantangan dan meraih pencapaian yang lebih besar di tahun 2025.
PTDI terus menunjukkan keberhasilannya dalam memenuhi kebutuhan pasar akan pesawat CN235-220 dan NC212i, juga dengan produk terbarunya pesawat N219.
Berbagai upaya pemasaran telah dilakukan untuk memperoleh kontrak baru, baik untuk pasar dalam negeri khususnya dalam memenuhi rencana kebutuhan Alpalhankam tahun 2025-2029, maupun pasar luar negeri.
Di pasar global, pesawat CN235-220 telah dioperasikan di berbagai negara, diantaranya seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Korea Selatan, UAE, Burkina Faso, Pakistan, Senegal dan Nepal.
Berkat dukungan dari Presiden RI terdahulu, Joko Widodo, pada Januari 2024 menjadi salah satu milestone bagi PTDI untuk melakukan penetrasi perolehan kontrak baru di Filipina.
Beliau secara langsung merekomendasikan pesawat CN235-220 dengan konfigurasi MPA/ASW kepada Menteri Pertahanan Filipina untuk memenuhi kebutuhan Philippine Navy, sedangkan untuk pasar dalam negeri pesawat CN235 masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Alpalhankam NKRI.
Disamping itu, pesawat NC212i juga terus memperkuat kontribusi PTDI dalam memenuhi kebutuhan Alutsista nasional. Saat ini, PTDI sedang dalam tahap penjajakan perolehan kontrak baru pesawat NC212i dengan Kementerian Pertahanan RI. Hal ini merupakan bentuk komitmen PTDI sebagai mitra strategis Kementerian Pertahanan RI dalam menyediakan produk Alutsista dan pertahanan udara di era kepemimpinan baru Presiden Prabowo Subianto.
Baru-baru ini PTDI juga telah menjajaki kerja sama dengan PT Yasa Artha Trimanunggal dan PT Semuwa Aviasi Mandiri (SAM Air) pada 22 November 2024 lalu, yang dikukuhkan melalui dokumen Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk pembelian 12 (dua belas) unit pesawat produksi PTDI yang di dalamnya termasuk 2 (dua) unit pesawat NC212 series untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, terutama dalam mendukung distribusi pangan ke daerah-daerah terpencil melalui rute perintis yang sulit diakses di wilayah Indonesia Timur.
Kedua unit pesawat NC212i tersebut rencananya adalah pesawat used yang sudah dioperasikan oleh operator sebelumnya dan akan dilakukan refurbish oleh PTDI sebagai bridging moda transportasi logistik sebelum dikirimkannya unit pertama pesawat N219.
Adapun saat ini PTDI sedang menyelesaikan produksi 1 (satu) unit pesawat CN235-220 Military Transport (serial number N71) untuk end user TNI AL dan pesawat NC212i unit ke-7 dari total kontrak pengadaan 9 (sembilan) unit untuk end user TNI AU.
Saat ini, pesawat CN235-220 (N71) tersebut telah menyelesaikan Critical Design Review (CDR) dan telah memasuki tahapan Fuselage Integration di hanggar Major Assembly Line, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan Basic Airframe. Sedangkan untuk pesawat NC212i unit ke-7 TNI AU rencananya dapat diselesaikan produksinya pada bulan Februari 2025.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyampaikan, “Tahun 2025 menjadi momentum bagi PTDI untuk membuktikan bahwa kami siap menyongsong masa depan yang lebih cerah.
Dari kontrak-kontrak yang telah berhasil kami peroleh 3 tahun kebelakang, serta berbagai kolaborasi strategis yang dijalin, tidak hanya dengan partner di dalam negeri saja, tapi juga dengan beberapa global key player di industri dirgantara.
“Kami juga sangat mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan mitra strategis di sektor Pemerintah, seperti halnya dari Kementerian Pertahanan RI, Bappenas, BRIN dan yang lainnya, dalam mendorong pemanfaatan produk dan kapasitas PTDI dalam memenuhi kebutuhan Alutsista, maupun dukungannya dalam program pengembangan produk dirgantara. Kami harap keberadaan PTDI dapat mendorong kemajuan dan berdampak baik bagi kebangkitan industri dirgantara tanah air.” katanya.
Kedepan, tidak hanya dengan produk pesawat terbang, namun PTDI juga akan memaksimalkan optimalisasi kapasitas produksi sistem senjata. Kapabilitas PTDI dalam produksi dan assembly sistem senjata telah memperoleh lisensi sejak tahun 1982 dari FZ Thales Belgium, bagian dari Thales Group yang memiliki spesialisasi dalam inovasi teknologi persenjataan, termasuk integrasi sistem roket dengan berbagai platform untuk mendukung operasi milter dan pertahanan.
Berlokasi di Kawasan Produksi (KP) III Tasikmalaya, PTDI melakukan produksi Roket dengan kapasitas produksi 10.000 unit/tahun dan Warhead dengan kapasitas produksi 5.000 unit/tahun, termasuk dengan Firing Control System dan integrasinya.
Dengan seluruh kemampuan ini, PTDI siap untuk mendukung pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dan mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu mendukung langkah strategis ini.
“Dengan kerja keras, inovasi dan kolaborasi yang telah dilakukan, PTDI optimis dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia di tahun-tahun mendatang melalui pengembangan teknologi terbaru, peningkatan kapasitas produksi, serta dengan keberlanjutan inovasi yang akan mendukung pencapaian visi pertahanan yang lebih kuat dan modern.” ***
Discussion about this post