BandungOke – KAI mencatat kinerja angkutan barang yang terus bertumbuh positif. Selama periode Januari hingga Desember 2024, KAI berhasil mengangkut 69.201.670 ton barang, meningkat 9% dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang mencapai 63.694.966 ton.
“Peningkatan ini didukung oleh penambahan frekuensi perjalanan dan rute, serta optimalisasi gerbong batu bara di wilayah KAI Divre III Palembang dan KAI Divre IV Tanjungkarang. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi tingginya permintaan pelanggan terhadap angkutan batu bara,” ujar VP Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan resminya. Kamis 9 Januari 2025
Batu bara menjadi komoditas utama dengan total angkutan 55.645.263 ton atau 80,41% dari keseluruhan barang yang diangkut. Sebagian besar angkutan batu bara terpusat di Sumatera bagian selatan, yang memainkan peran penting dalam mendukung pasokan energi nasional. Angaka tersebut menunjukan peningkatan 9 persen dibanding tahun 2023 yaitu 51.017.520 ton.
“Selain batu bara, komoditas lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang positif seperti petikemas, bbm, pupuk berkisar antara 5% hingga 7%. Hal ini menunjukan mulai adanya peningkatan kebutuhan dari pelaku ekonomi dalam mendistribusikan barangnya melalui transportasi kereta api,” tambah Anne.
Dari sisi ketepatan waktu keberangkatan ataupun kedatangan kereta api barang juga mengalami peningkatan performa. Pada 2024 On Time Performance keberangkatan mencapai rata-rata 95,12 persen atau meningkat dibanding periode yang sama pada tahun 2023 yaitu 93,31 persen. Lalu untuk on time performance kedatangan kereta api barang mencapai 90,18 persen atau meningkat dibanding rata-rata ketepatan waktu kedatangan pada tahun 2023 di periode yang sama yaitu 87,51 persen.
Selain dari peningkatan performa sarana seperti pengadaan kereta baru, upaya KAI dalam meningkatakan OTP kereta api barang juga dilakukan dengan meningkatkan keandalan prasarana kereta api.
“Untuk meningkatkan keandalan prasarana, KAI mengganti bantalan rel dari kayu ke sintetis untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan operasional kereta api. Komponen yang diganti menjadi bantalan sintetis yaitu bantalan kayu di konstruksi jembatan baja. Biasanya bantalan rel pada jembatan baja menggunakan kayu karena lebih ringan dibanding bahan beton yang berat,” tukas Anne.
Anne menyampaikan dengan perbaikan prasarana tersebut, KAI ingin memperkuat peran dalam mendukung sistem logistik yang ramah lingkungan dan lebih efisien.
“Angkutan barang dengan kereta api jelas lebih mendukung efisiensi biaya logistik, mengurangi kemacetan, polusi, dan kerusakan jalan. Selain itu, hal ini merupakan salah satu kontribusi KAI dalam meningkatkan daya saing perekonomian global,” tutup Anne.***