BandungOke – Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB) bersama Yayasan KEHATI dan Economic and Business Sustainability Institute (EBSI) menggelar diseminasi kajian strategis Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) 2024.
Kajian ini memetakan 46 emiten dan penerbit obligasi sektor energi dan pertambangan berdasarkan tingkat keberlanjutannya.
Executive Director KEHATI, Riki Frindos, menyoroti pentingnya standarisasi dalam mendorong investasi hijau. “Jika standar ini disusun lebih jelas dan mudah diakses, investor akan lebih percaya diri dalam mendukung transformasi menuju keuangan berkelanjutan,” ujarnya.
Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, menambahkan bahwa ekonomi sirkular memberi dampak besar pada kualitas hidup. “Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga upaya menurunkan mortalitas akibat emisi karbon,” tegasnya.
Kajian ini menemukan 26% entitas memenuhi kriteria “hijau” dan 15% dalam kategori “transisi,” mencerminkan peluang nyata bagi pengembangan investasi berkelanjutan di Indonesia.
Seperti diketahui, dalam diseminasi ini, terungkap bahwa kolaborasi lintas sektor dan kejelasan standar menjadi kunci utama dalam mempercepat pertumbuhan investasi hijau di Indonesia.
Dengan program TKBI, Yayasan KEHATI berperan sebagai penghubung antara industri, regulator, dan investor dalam mengawal transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan.***
Editor : Abu Shofwan






