BandungOke — Sebuah pendekatan unik dalam dunia pendidikan kembali digagas oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di bawah pembinaan Yayasan Parahyangan Satya, lewat program edukatif luar kelas bertajuk “Eksplorasi Alam dan Tradisi”.
Kegiatan ini ditujukan bagi siswa-siswi sekolah dasar untuk memperluas pengalaman belajar melalui interaksi langsung dengan alam dan budaya.
Dalam kegiatan yang dihelat di Bandung ini, siswa diajak mengikuti tiga agenda utama: eksplorasi lingkungan, praktik pembuatan sabun herbal berbahan daun bunga matahari, dan pelestarian permainan tradisional seperti bakiak.
Ketiganya dirancang untuk membentuk karakter anak melalui pendekatan experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman nyata.
“Kami percaya, anak-anak tidak hanya membutuhkan teori di dalam kelas, tapi juga pengalaman langsung yang memberi makna dan kenangan yang mendalam,” ujar Ningsih Sunengsih, Ketua KUBE dalam keterangan resminya. Rabu (28/5/2025)
Belajar Bikin Sabun Ramah Lingkungan
Salah satu sesi yang paling menarik adalah pembuatan sabun herbal menggunakan daun bunga matahari. Tanaman ini ternyata memiliki khasiat antiseptik dan sangat cocok digunakan sebagai bahan alami sabun yang ramah lingkungan.
Para siswa belajar langsung mulai dari proses ekstraksi, pencampuran, hingga pencetakan sabun.
Kegiatan ini tidak hanya mengenalkan ilmu pengetahuan berbasis alam, tetapi juga mendorong kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini.
Permainan Tradisional: Warisan Budaya yang Bangkit Kembali
Di tengah maraknya permainan digital, KUBE juga berupaya membangkitkan kembali permainan tradisional Indonesia yang kini mulai terpinggirkan.
Anak-anak diajak mengenal dan mencoba permainan bakiak, yang mampu melatih kekompakan, koordinasi motorik, serta memperkenalkan nilai-nilai sosial dalam budaya lokal.
Menurut Hilman, penanggung jawab field trip dari SDIT Luqmanul Hakim, kegiatan ini memberi nilai tambah yang besar.
“Kami memilih lokasi ini karena lengkap: ada eksplorasi lingkungan, pembuatan sabun sebagai produk, dan pelestarian permainan tradisional. Anak-anak kami butuh pembelajaran di luar kelas yang bervariasi dan menyenangkan,” ungkapnya.
Pembelajaran Kontekstual yang Inspiratif
Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa kegiatan luar kelas mampu meningkatkan motivasi belajar siswa hingga 75%.
Ini karena metode seperti ini menggabungkan teori dengan praktik langsung yang membekas dalam ingatan anak.
Program KUBE pun mendapat sambutan hangat dari para guru dan orang tua. Selain dianggap menyenangkan, kegiatan ini dianggap sebagai bentuk inovasi pendidikan kontekstual yang aplikatif, mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, serta memahami pentingnya warisan budaya dan kelestarian lingkungan.
KUBE berkomitmen akan terus menyelenggarakan kegiatan serupa secara rutin demi mencetak generasi yang berkarakter, peduli lingkungan, dan melek budaya.***






