BandungOke – Pekan pertama Juni 2025, di tengah denyut konsumtif pusat perbelanjaan, sekelompok anak muda menghadirkan wajah lain dari ekonomi: adil, terbuka, dan kolaboratif.
Ganesha Business Management Festival (GBMF), program unggulan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, kembali hadir, tahun ini mengusung tema “Advancing Economic Inclusivity for Equitable Growth”.
Menampilkan lebih dari 130 karya mahasiswa dari berbagai program studi—dari purwarupa hingga business plan, dari gagasan akademik hingga konsep bisnis nyata. Pameran ini dibuka langsung oleh Dekan SBM ITB, Prof. Ignatius Pulung Nurprasetio.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya ruang-ruang seperti GBMF dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga peka terhadap ketimpangan ekonomi.
Namun GBMF bukan hanya tentang pameran. Talk show menghadirkan figur-figur yang tak asing di dunia komunikasi dan bisnis. Jovial da Lopez, CCO Narasi, mengajak peserta memahami pentingnya dialog antar-generasi dalam menyikapi perubahan ekonomi. Helmy Yahya, pengusaha sekaligus coach, menekankan pentingnya membangun ekosistem ekonomi lokal yang tangguh dan inklusif.
Darryl, Project Officer GBMF 2025, menyebut bahwa inklusivitas bukan jargon. “Kami ingin semua yang datang ke sini merasa punya tempat. Ekonomi harus melibatkan semua, bukan hanya mereka yang punya akses dan modal,” ujarnya.
Salah satu segmen paling dinanti, Idea Spark, mempertemukan sepuluh tim terpilih dengan investor dan venture capital. Tujuannya jelas: memperluas akses pendanaan untuk ide-ide bisnis anak muda yang kerap tidak mendapat tempat dalam sistem ekonomi formal.
Tak hanya serius, GBMF juga menyediakan ruang hiburan berupa penampilan dari ITB Jazz, sesi workshop publik, hingga permainan interaktif yang dirancang untuk merangsang kreativitas. Di sinilah GBMF mengambil bentuk uniknya: menyatukan edukasi, hiburan, dan inovasi dalam satu kemasan.
Dengan dukungan sponsor dari berbagai sektor seperti SeaBank, ShopeePay, hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), GBMF memperlihatkan model kolaborasi multisektor yang menjanjikan. Sebuah indikasi bahwa ekonomi masa depan bisa, dan harus, melibatkan lebih banyak pihak.
Sebagai festival, GBMF mungkin hanya berlangsung beberapa hari. Namun sebagai gagasan, ia adalah gerakan panjang. Mendorong keterbukaan, merayakan ide, dan memaksa kita berpikir ulang, siapa yang selama ini kita tinggalkan dari pertumbuhan ekonomi?
Editor : Denny Surya






