Jakarta, bandungoke.com – Langkah monumental kembali diukir oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Bukan di langit, melainkan di kedalaman laut.
Dalam ajang Indo Defence 2024 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, PTDI resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Naval Group, raksasa pertahanan maritim asal Prancis.
Penandatanganan yang berlangsung simbolis di Booth Naval itu melibatkan Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh. Arif Faisal, dan Executive Vice President Sales & Marketing Naval Group, Marie Laurie Bourgeois. Di balik peristiwa yang tampak sederhana itu, tersimpan agenda besar: Indonesia bersiap memperkuat pertahanan maritim bawah laut dengan teknologi kapal selam canggih.
MoU ini membuka jalan bagi PTDI untuk melangkah lebih dalam—secara harfiah dan strategis—ke dunia persenjataan bawah laut. Dari pengembangan wiring harness systems, struktur mekanik, hingga material komposit, kolaborasi ini menjadi pijakan penting bagi kemandirian teknologi nasional.
Tak berhenti di sana, ruang lingkup kerja sama juga menyentuh ranah pelatihan melalui Computer Based Training (CBT), Computer Based Learning (CBL), hingga Part Task Trainer (PTT). Tapi yang paling menggugah: rencana pengembangan integrasi sistem senjata kapal selam, dengan fokus pada torpedo system, baik secara teknis maupun dukungan logistik.
“Ini bukan sekadar alih teknologi,” kata Moh. Arif Faisal. “Ini adalah langkah strategis memperluas penguasaan pada sistem persenjataan platform non-udara. Kolaborasi ini akan meningkatkan kapabilitas kami dalam mengintegrasikan sistem torpedo kapal selam, memperkuat SDM, dan membuka jalan bagi riset bersama serta pemanfaatan fasilitas produksi.” tegasnya.
Di tengah arus geopolitik yang makin dinamis dan ketegangan di wilayah maritim Asia Tenggara yang tak kunjung reda, Indonesia sadar: kekuatan bawah laut bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan. PTDI, yang selama ini dikenal piawai di udara, kini bersiap menaklukkan samudra dalam.
Dengan kolaborasi ini, Indonesia tidak hanya memperkuat armada senyapnya. Lebih dari itu, bangsa ini tengah menyiapkan diri untuk menjadi pemain utama dalam industri pertahanan maritim di kawasan.***