Tasikmalaya, BandungOke.com – Tim Penggerak TP PKK Provinsi Jawa Barat mendorong percepatan program imunisasi kejar anak dosis nol (zero dose) di berbagai wilayah, termasuk Kota Tasikmalaya yang menjadi daerah dengan angka zero dose tertinggi kedua di provinsi ini.
Ketua TP PKK Jawa Barat, Siska Gerfianti, menyampaikan bahwa kesalahan persepsi masyarakat terhadap imunisasi masih menjadi kendala utama. Hal ini berkontribusi terhadap tingginya angka anak yang belum mendapat imunisasi dasar.
“Masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya imunisasi. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” ujar Siska dalam acara Kick-off Sosialisasi Zero Dose di Balai Kota Tasikmalaya, dikutip Senin (16/6/2025).
Program ini merupakan bagian dari hibah Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) yang mendukung pemerintah dalam memperkuat sistem imunisasi nasional. TP PKK bertindak sebagai pelaksana lapangan bersama sejumlah organisasi masyarakat sipil (CSO).
Menurut Siska, target program ini adalah menurunkan separuh jumlah anak zero dose di 12 kabupaten dan kota di lima provinsi prioritas, termasuk Jawa Barat.
Kota Tasikmalaya, menurut data akhir 2024, menempati posisi kedua tertinggi dalam jumlah anak yang belum pernah menerima imunisasi rutin sama sekali.
Program berlangsung sepanjang Mei hingga November 2025, meliputi advokasi, edukasi kepada masyarakat, pelacakan sasaran, serta pelaksanaan imunisasi kejar bagi anak-anak yang belum terlayani.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan ada kolaborasi lintas pihak untuk menurunkan angka zero dose secara signifikan,” ujarnya.
Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyatakan dukungannya terhadap upaya percepatan imunisasi di wilayahnya.
“Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, Kota Tasikmalaya siap menurunkan angka zero dose dan mencegah potensi wabah penyakit,” kata Viman.
Kegiatan ini juga diharapkan mampu mengidentifikasi anak-anak yang selama ini luput dari sistem imunisasi nasional, sekaligus memperkuat daya tahan kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.***