BANDUNG, BandungOke.com — Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 Tahap 1 di SMAN 19 Bandung berakhir pada Minggu ini, Senin (16/6/2025)
Namun, berakhirnya SPMB tahap 1 bukan tanpa cerita. Dari cerita kepanikan orang tua yang data anaknya tertahan di sistem, hingga kesulitan teknis hanya untuk menentukan titik koordinat rumah. Karena dilapangan digitalisasi pendaftaran belum bisa menjangkau semua pihak dengan merata.
“Hari ini adalah hari terakhir untuk tahap 1 yakni jalur domisili, afirmasi dan mutasi. Tapi masih banyak pendaftar baru karena sebelumnya gagal login,” kata Rosa Rosmadewi, Wakil Kepala Humas sekaligus Ketua PPID SMAN 19 Bandung, saat ditemui di ruang panitia.
Menurut Rosa, akar masalah bukan di tingkat sekolah. Server pusat lah biang keladinya. Operator sekolah hanya bisa menunggu. Sementara orang tua terlanjur panik karena data putra-putri mereka tak kunjung diverifikasi.
“Kami diserbu pertanyaan. Padahal dari pihak sekolah juga tidak bisa masuk ke sistem. Kami sama-sama menunggu dan tentunya melayani para orang tua yang datang seoptimal mungkin” ungkap Rosa.

Ketidakstabilan server bukan cuma persoalan teknis. Ia menunjukkan kesenjangan antara idealisme digitalisasi dan kesiapan infrastruktur. Di balik semangat transparansi dan akuntabilitas, ada ketidaksiapan sistem yang bisa berdampak psikologis pada orang tua dan peserta didik.
Hal senada juga disampaikan oleh, Aep Muttaqin, Ketua SPMB SMAN 19 Bandung, menyebut hari-hari pertama jadi masa paling kritis. “Aplikasi sempat error. Banyak yang tidak bisa mendaftar. Tapi alhamdulillah setelah itu berjalan lancar,” katanya.
Namun bukan berarti tanpa catatan, titik koordinat, misalnya, menjadi batu sandungan lain yang menyusahkan.
“Banyak orang tua kebingungan menetapkan titik koordinat. Akhirnya mereka datang ke sekolah, atau mengandalkan perangkat seadanya dari rumah,” kata Aep.
Total pendaftar di jalur domisili mencapai 135 orang, afirmasi 115, anak guru 10, dan mutasi nihil.
Meski secara umum lancar, evaluasi tetap dilakukan. Rapat pleno dijadwalkan 18 Juni, sementara pengumuman hasil tahap 1 akan disampaikan pada 19 Juni dan Tahap 2 dibuka pada 24 Juni.
Satu hal yang jadi perhatian pada tahap 2 yakni tes standar untuk jalur prestasi akademik dan non-akademik. Rosa menekankan perlunya instrumen ini untuk menghindari manipulasi nilai.
“Tes ini penting agar siswa yang diterima benar-benar sesuai potensinya. Bukan sekadar berdasarkan sertifikat atau nilai rapor,” tegas Rosa.
Digitalisasi memang menjanjikan efisiensi. Tapi kisah dari SMAN 19 Bandung memperlihatkan satu hal tanpa kesiapan teknologi dan pendampingan yang cukup, digitalisasi justru bisa menciptakan kecemasan baru setiap kali pendaftaran dimulai.***