CIAMIS, BandungOke — Bagi Ibu Darsih (52), pagi 15 Juli 2025 terasa berbeda. Dengan mengenakan kebaya sederhana dan kerudung merah muda, ia berdiri di peron Stasiun Ciamis, matanya berkaca-kaca.
Bukan karena ada keluarga yang berangkat, melainkan karena sesuatu yang sudah lama ia impikan akhirnya menjadi kenyataan, Kereta Api Argo Wilis kini resmi berhenti di kampung halamannya.
“Biasanya anak saya kerja di Surabaya harus naik dari Banjar atau Tasik. Sekarang bisa dari sini. Saya enggak pernah nyangka Argo Wilis akhirnya berhenti di Ciamis,” ujar Darsih, dengan suara bergetar. Selasa (16/7/2025)
Bagi banyak warga seperti Darsih, kehadiran Argo Wilis, kereta kelas eksekutif yang melayani rute Bandung–Surabaya Gubeng PP adalah simbol kemajuan dan keterhubungan.
Setelah bertahun-tahun hanya menjadi penonton saat kereta mewah itu melintas tanpa berhenti, akhirnya warga Ciamis bisa merasakan kenyamanan dan kecepatan layanan unggulan itu langsung dari stasiun kota mereka.
Langkah strategis ini diresmikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung pada 15 Juli 2025, sebagai hasil kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Menurut Kuswardojo, Manager Humas KAI Daop 2 Bandung, kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen memperluas akses transportasi publik dan mendorong pertumbuhan wilayah Priangan Timur.
“Penambahan pemberhentian Argo Wilis tidak hanya soal layanan, tapi juga soal keadilan mobilitas. Kini warga Ciamis punya pilihan lebih baik untuk bepergian jauh,” katanya.
Peron yang Kini Tak Lagi Sepi
Peron Stasiun Ciamis, yang sebelumnya hanya ramai pada jam-jam tertentu, kini mulai menggeliat. Sejak pengumuman pemberhentian Argo Wilis, masyarakat berbondong-bondong datang, bukan hanya untuk naik kereta, tetapi juga sekadar menyaksikan momen bersejarah itu.
Sejumlah pelaku UMKM bahkan mulai menjajakan jajanan khas Ciamis di sekitar stasiun.
Bagi Fajar (25), pekerja kantoran yang kerap melakukan perjalanan bisnis ke Surabaya, kehadiran Argo Wilis adalah efisiensi waktu dan kenyamanan. “Biasanya saya naik dari Bandung, harus naik travel dulu dari Ciamis. Sekarang tinggal ke stasiun, naik kereta langsung. Hemat waktu dan tenaga,” ujarnya.
KAI mencatat, pada hari pertama saja, 28 tiket Argo Wilis dari dan ke Stasiun Ciamis sudah terjual. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat seiring sosialisasi dan promosi yang dilakukan Pemkab dan KAI.
Lebih Dekat, Lebih Terjangkau
Dengan waktu tempuh yang tetap efisien yakni 9 jam 40 menit dari Bandung ke Surabaya Gubeng, dan sebaliknya 9 jam 47 menit, penambahan pemberhentian ini tak mengubah jadwal perjalanan secara signifikan. Bahkan, menurut sejumlah pengamat transportasi, ini adalah contoh efisiensi yang memperluas jangkauan tanpa mengorbankan kecepatan.
Tahun 2024 lalu, Argo Wilis menempati peringkat ke-7 kereta dengan pelanggan terbanyak di Stasiun Ciamis, padahal kala itu belum berhenti secara resmi. Artinya, potensi permintaan sudah terlihat sejak jauh hari.
“Ini bukan sekadar pemberhentian kereta. Ini adalah pintu menuju peluang baru,” ujar Kuswardojo.
Editor : Deny Surya
KAI berharap masyarakat Ciamis semakin aktif memanfaatkan layanan unggulan ini. Tiket bisa dipesan melalui aplikasi Access by KAI, situs resmi, atau mitra penjualan lainnya. Informasi lebih lanjut tersedia di layanan 121 atau kanal resmi KAI.
Bagi warga seperti Ibu Darsih, pemberhentian Argo Wilis bukan hanya tentang perjalanan antarkota, tapi juga tentang harapan yang datang lebih dekat ke rumah.
“Dulu saya cuma bisa lihat kereta itu lewat. Sekarang, saya bisa naik dari sini. Rasanya seperti mimpi,” tutupnya.***






