BANDUNG, BandungOke.com – Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Barat terus memperkuat langkah stabilisasi pangan melalui dua program strategis nasional, yakni Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Bantuan Pangan (Banpang).
Kedua program ini menjadi fondasi intervensi pemerintah untuk menjaga keterjangkauan harga sekaligus menjamin ketersediaan beras di tengah masyarakat.
Pemimpin Wilayah Bulog Jawa Barat, Mohamad Alexander, mengatakan bahwa peluncuran dua program ini adalah bagian dari pelaksanaan instruksi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Republik Indonesia yang dikerjakan secara masif dan terstruktur.
“Tujuannya sederhana namun sangat krusial: menjaga stabilitas harga sekaligus memastikan masyarakat, terutama yang rentan, tetap bisa mendapatkan beras dengan harga terjangkau,” ujar Alexander, Sabtu (19/7/2025).
Dalam pelaksanaannya, program SPHP disalurkan melalui koordinasi erat antara Bulog, pemerintah daerah, Satgas Pangan POLRI, serta sejumlah instansi terkait lainnya. Setiap distribusi diawasi ketat agar sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), dan memastikan masyarakat benar-benar memperoleh beras SPHP dengan mudah.
Untuk program Bantuan Pangan (Banpang), penyaluran dilakukan dalam skema one shoot untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025. Setiap Penerima Bantuan Pangan (PBP) menerima total 20 kilogram beras, masing-masing 10 kilogram per bulan.
“Pagu penyaluran untuk dua bulan ini mencapai 69.240 ton beras, yang disalurkan kepada sekitar 3,4 juta penerima di seluruh wilayah Jawa Barat,” jelas Alexander.
Ia menegaskan, seluruh beras yang disalurkan berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola langsung oleh Bulog. Untuk menjaga kualitas, pengawasan dilakukan ketat sejak dari gudang hingga sampai ke tangan masyarakat.
“Kami memastikan bahwa kualitas beras dalam kondisi terbaik. Proses sortir, penyimpanan, dan distribusinya dilakukan sesuai standar ketat,” tambahnya.
Langkah Bulog ini tidak hanya menjadi bagian dari upaya stabilisasi pangan, tapi juga memperkuat jaringan ketahanan pangan nasional dari akar rumput.
Dengan pendekatan yang kolaboratif, Bulog Jawa Barat terus membangun koordinasi aktif bersama para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, agar program SPHP dan Banpang mencapai sasarannya secara optimal.
“Kami percaya bahwa kerja bersama adalah kunci. Ketika pangan terjangkau dan tersedia, maka ketenangan masyarakat bisa lebih terjaga,” pungkas Alexander.***
Editor : Deny Surya