Bandung, BandungOke – Perum BULOG Kanwil Jawa Barat menegaskan komitmennya dalam menjaga kelancaran penyaluran beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Seluruh distribusi dilakukan sesuai ketentuan, dengan pengawasan ketat untuk mencegah praktik pengoplosan serta penjualan melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Pemimpin Wilayah Perum BULOG Kanwil Jawa Barat, Mohamad Alexander, menyampaikan bahwa distribusi beras SPHP dikawal langsung oleh Satgas Pangan, Pemerintah Daerah dan Instansi terkait.
Jika ditemukan indikasi pelanggaran, BULOG tidak segan menempuh langkah hukum.
“Kami lakukan pengetatan distribusi demi memastikan program ini berjalan tepat sasaran dan tidak merugikan masyarakat,” ujar Alexander.
Sebagai bagian dari pengendalian distribusi, BULOG mewajibkan seluruh pengecer untuk menggunakan aplikasi Klik SPHP.
Selain itu, pengecer juga harus menandatangani surat pernyataan komitmen, dan hanya diperbolehkan menjual maksimal dua pack (10 kg) per konsumen dengan harga Rp62.500 per pack atau Rp12.500 per kg, sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.
Untuk memastikan kuantitas dan kualitas, setiap kemasan SPHP wajib memiliki berat sesuai ketentuan. Petugas di lapangan rutin melakukan pemantauan langsung, termasuk penimbangan ulang kemasan.
Bila ditemukan kemasan kurang dari 5 kg, maka produk tersebut wajib diganti dan tidak boleh dijual kepada konsumen.
“Langkah ini adalah bentuk perlindungan terhadap hak konsumen dan menjaga integritas program SPHP,” tegas Alexander.
Dalam kebijakan terbaru, beras SPHP tidak lagi dijual di minimarket atau toko ritel modern. Penyaluran difokuskan melalui jalur distribusi resmi seperti pasar tradisional, koperasi desa, kios pangan milik Pemda, hingga kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang difasilitasi instansi pemerintah.
Dalam periode Juli hingga Desember 2025, BULOG Jabar ditugaskan menyalurkan 209.165 ton beras dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk program SPHP.
Penugasan ini merupakan bagian dari intervensi pemerintah dalam menekan gejolak harga beras di pasar.
“Dengan dukungan infrastruktur distribusi yang siap dan stok yang mencukupi, kami optimistis bisa menjalankan tugas ini secara optimal untuk menjaga stabilitas pangan di Jawa Barat,” pungkas Alexander.****
Editor : Deni Surya






