Bandung, BandungOke – Universitas Al Ghifari (Unfari) kembali membuka Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) untuk Tahun Akademik 2025–2026.
Tahun ini, kampus yang berlokasi di kawasan Cisaranten, Kota Bandung, tersebut menargetkan 700 hingga 750 mahasiswa baru, dengan 400 kursi di antaranya disiapkan khusus bagi pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Rektor Unfari, Prof. Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si., menyebut tingginya minat masyarakat terhadap kampus yang ia pimpin menjadi bukti kepercayaan publik yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
“Setiap digelarnya PMB, kampus kami tidak pernah kekurangan pendaftar. Bahkan sempat banyak yang tidak bisa diterima,” ujar Prof. Didin kepada redaksi BandungOke, Selasa (22/7/2025)
Menurutnya, kekuatan utama Unfari terletak pada jalinan kemitraan yang erat dengan berbagai unsur masyarakat dan pemerintah. Dukungan dari pesantren, Karang Taruna, KNPI, hingga instansi pemerintah daerah membuat akses menuju Unfari semakin terbuka lebar.
Kolaborasi tersebut menjadi jembatan bagi calon mahasiswa dari wilayah-wilayah terpencil seperti Garut Selatan, Sukabumi Selatan, Subang, dan daerah lainnya.
Pendidikan Tinggi untuk Membangun Desa
Fenomena menarik lainnya, menurut Prof. Didin, adalah kembalinya para lulusan Unfari ke daerah asal mereka untuk membangun desa.
Banyak dari mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah dan mengandalkan beasiswa seperti KIP maupun beasiswa yayasan.
“Mahasiswa kami sebagian besar datang dari desa-desa. Mereka kuliah dengan semangat tinggi, dan setelah lulus, mereka kembali untuk membangun kampung halamannya,” katanya.
Kondisi ini sejalan dengan semangat pemerataan pendidikan yang tak hanya terfokus pada kota-kota besar, tetapi justru memberi dampak nyata di pelosok.
Fleksibel dan Inklusif, Unfari Hadir untuk Semua
Selain kelas reguler, Unfari juga membuka kelas non-reguler yang banyak diminati oleh kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pekerja profesional. Pilihan ini menjadikan kampus semakin inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Ada yang daftar reguler, tak sedikit pula yang memilih non-reguler. Sebagian besar dari mereka adalah ASN yang ingin melanjutkan pendidikan. Karena itu, Unfari tengah meningkatkan pembangunan sarana agar bisa menambah daya tampung dan lebih nyaman,” tutur Rektor.
Prodi Favorit dan Komitmen terhadap Nilai Keislaman
Unfari menawarkan berbagai program studi (prodi) jenjang S1, antara lain Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Farmasi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Manajemen, Ilmu Administrasi Negara, Hubungan Internasional, dan Sastra Inggris.
Dari semua prodi tersebut, Farmasi menjadi favorit berkat dukungan jaringan alumni yang kuat di bidang apotek.
Sementara Ilmu Administrasi Negara diminati karena prospek kariernya di pemerintahan dan BUMN. Prodi Manajemen juga tetap menjadi pilihan utama karena fleksibilitasnya dalam dunia kerja.
Namun, yang membedakan Unfari dari banyak perguruan tinggi lainnya adalah pendekatan pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan syariah.
“Universitas Al Ghifari mengusung nilai keislaman dan syariah. Maka dari itu, Farmasi kami berbasis syariah. Di Manajemen ada program Manajemen Syariah, Keuangan Syariah, dan Pemasaran Syariah. Begitu juga Teknologi Pangan, tentu mengedepankan pangan halal,” tegas Prof. Didin.
Komitmen Terus Tumbuh
Dengan strategi kolaboratif, nilai-nilai keislaman yang kuat, dan pendekatan pendidikan yang inklusif, Unfari menunjukkan bahwa kualitas pendidikan tinggi dapat tumbuh subur di tengah komunitas, tak terbatas oleh jarak maupun kondisi ekonomi.
Bagi masyarakat yang ingin melanjutkan studi tinggi tanpa harus keluar dari akar budaya dan agamanya, Unfari menjadi salah satu pilihan kampus yang layak diperhitungkan.***