Bandung, BandungOke, — Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoedin menekankan kembali pentingnya peran Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai garda depan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Ia mengingatkan bahwa Bulog memiliki akar historis dari TNI Angkatan Darat, yang kala itu dibentuk untuk mengatasi krisis pangan nasional.
“Bulog itu asal-usulnya dari TNI Angkatan Darat. Dulu dibentuk oleh Presiden Soeharto dalam rangka mengatasi kesulitan pangan nasional. Sejak saat itu, Bulog menjadi pusat distribusi bahan pangan, khususnya beras. Saat ini, peranan Bulog harus semakin proaktif dan kuat,” ujar Menteri Pertahanan RI dalam keterangannya Rabu (24/7).
Pernyataan itu menegaskan bahwa Bulog tidak hanya berfungsi sebagai badan logistik biasa, tetapi juga sebagai pilar strategis negara dalam menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan pangan, terutama beras.
Senada dengan itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa program bantuan pangan yang saat ini digulirkan merupakan bagian dari stimulus ekonomi nasional untuk Juni dan Juli. Total penerima manfaat program ini mencapai 18,27 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
“Bantuan pangan ini bagian dari stimulus ekonomi dua bulan sekaligus, dan akan disalurkan kepada lebih dari 18 juta KPM di seluruh Tanah Air,” kata Arief.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Letjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan bahwa untuk wilayah Jawa Barat, total penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) telah mencapai sekitar 3.460 ton.
Ia juga menyoroti kondisi harga beras di pasar yang masih tinggi dan menjadi perhatian serius pemerintah.
“Harga beras di pasar saat ini bisa mencapai Rp15.000 per kilogram. Kami dari Bulog melakukan operasi pasar dengan SPHP seharga Rp12.500, lebih murah sekitar Rp2.500 per kilogram,” ujar Rizal.
Langkah ini dilakukan Bulog sebagai upaya konkret untuk menjaga stabilitas harga beras nasional. Melalui operasi pasar SPHP, Bulog berupaya menekan gejolak harga sekaligus memastikan beras tetap terjangkau oleh masyarakat.
Kegiatan ini juga menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antara TNI, Bulog, Bapanas, dan elemen pemerintah lainnya untuk menjamin distribusi pangan yang adil, tepat sasaran, serta menjaga ketahanan dan kestabilan ekonomi nasional.***
Editor : Denny Surya