Bandung, BandungOke.com – Ada yang tak biasa di Jalan Braga bulan ini. Aroma rempah yang akrab namun menggelitik hidung perlahan menggoda dari arah restoran de Braga by ARTOTEL.
Di balik pintu kayu bergaya kolonial yang terjaga apik, berlangsung peluncuran menu spesial bertema “Obrolan Berbuntut Makan.” Judul yang jenaka, tapi menyimpan niat sungguh-sungguh, menghadirkan sajian buntut khas Indonesia dalam empat varian rasa, sekaligus membalutnya dengan nuansa sejarah dan kehangatan lokal.
Tak hanya soal rasa, sajian buntut kali ini membawa misi yang lebih dalam. “Kami ingin makanan menjadi pengantar cerita. Dari peternak lokal, ke dapur, lalu ke meja makan, semuanya punya kisah,” ujar Reza Farhan, General Manager de Braga by ARTOTEL, Jumat (25/7/2025)
Empat Rasa, Empat Cerita
Menu buntut ini hadir dalam empat gaya penyajian, masing-masing mengusung karakter rasa yang kuat dan khas.
Pertama, Buntut Bakar Balado, untuk pencinta sensasi pedas membara. Dagingnya dibakar dengan bumbu balado hingga meresap, menghadirkan aroma asap yang menggoda.
Lalu ada Nasi Goreng Buntut Cabe Hijau, yang mengombinasikan nasi gurih dan potongan buntut lembut, dibalut sambal cabe hijau yang menyegarkan dan pedasnya pas di lidah.
Untuk mereka yang menyukai rasa manis-gurih khas Indonesia, Buntut Bakar Kecap bisa jadi pilihan. Dimakan hangat-hangat dengan nasi putih dan sambal segar, menu ini seperti membangkitkan nostalgia meja makan rumah.
Dan tentu saja, klasik yang tak lekang waktu: Buntut Goreng. Renyah di luar, empuk di dalam, disajikan dengan lalapan segar dan sambal dadakan.
Yang membuatnya lebih istimewa, seluruh bahan utama berasal dari peternak lokal dan diproses menggunakan minyak sawit sehat serta gas ramah lingkungan (CNG). Filosofinya jelas: rasa lezat tak harus mengorbankan bumi.
Makan di Tengah Jejak Kolonial
Suasana makan pun dibuat sehangat cerita. Restoran yang menjadi bagian dari bangunan hotel heritage ini memadukan gaya arsitektur kolonial dengan sentuhan modern. Di dalamnya, lampu-lampu temaram menyorot dinding dengan lukisan seniman lokal, sementara di luar, pejalan kaki lalu lalang di trotoar Braga yang legendaris.
Makan di sini tak terasa seperti aktivitas biasa. Ada yang lambat dari waktu—seakan kita diberi ruang untuk mengunyah, bercakap, dan merenung. Diiringi musik kontemporer yang mengalun lembut, setiap gigitan menjadi lebih berarti, setiap obrolan terasa lebih dalam.
“Menu ini bukan hanya soal makanan, tapi soal momen. Kami ingin para tamu membawa pulang lebih dari sekadar rasa,” tutur Reza.
Sajian Rasa Berujung Cerita
Menu “Obrolan Berbuntut Makan” adalah wujud dari pendekatan khas ARTOTEL: menggabungkan gaya hidup, seni, dan kuliner menjadi satu kesatuan. Melalui konsep dapur berkelanjutan dan atmosfer budaya yang kental, de Braga by ARTOTEL tak hanya menyajikan makanan, tetapi juga pengalaman.
Jika Anda berencana menghabiskan sore santai di Bandung, restoran ini bisa jadi pilihan yang layak disambangi. Bukan sekadar tempat makan, tetapi tempat melekatkan kenangan.***
Editor : Deny Surya