Nusawiru, BandungOke – Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, PT Len Industri (Persero), bagian dari holding BUMN pertahanan Defend ID, mencatat tonggak penting dalam inovasi pertahanan nasional.
Sebuah pesawat tanpa awak (UAV) buatan dalam negeri, DID 3.11 BLOS, sukses menjalani uji terbang di Bandara Nusawiru, Jawa Barat, Jumat (25/7/2025).
Keberhasilan ini menandai langkah maju dalam penguasaan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang kian memainkan peran strategis dalam dunia militer global.
UAV kini tak sekadar alat pengintaian, tetapi menjadi perangkat penting dalam operasi militer presisi, dominasi medan tempur, hingga pemetaan bencana dan logistik di wilayah sipil.
“Melalui kegiatan uji terbang ini, kami menyatakan komitmen mempercepat penguasaan teknologi UAV secara kolaboratif di lingkungan Defend ID,” ujar Amalia Maya Fitri, Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko PT Len Industri.
Mampu Terbang 16 Jam dan Bawa Beban 80 Kg
DID 3.11 merupakan UAV kelas taktis yang dilengkapi teknologi BLOS (Beyond Line of Sight), memungkinkan pengendalian dari jarak jauh melalui sambungan satelit.
Dalam uji coba, UAV ini menempuh rute sejauh 320 kilometer selama 3 jam dengan ketinggian maksimum 5.000 meter di atas permukaan laut.
Pesawat nirawak ini mampu terbang selama 16 jam tanpa henti dan membawa payload hingga 80 kilogram. Fleksibilitasnya memungkinkan berbagai jenis misi baik militer maupun sipil, termasuk pemantauan perbatasan, mitigasi bencana, serta pengawasan kawasan rawan konflik atau illegal logging.
UAV ini juga memiliki fitur autonomous take-off and landing, cocok digunakan di wilayah dengan akses terbatas. Dimensi yang ringkas dan kemampuan lepas landas dari landasan pendek membuatnya ideal untuk operasi di medan ekstrem.
Teknologi Pengawasan Canggih dan Sulit Terdeteksi
DID 3.11 dibekali sistem pengawasan optik multi-mode yang memungkinkan pengintaian secara luas dan senyap. Dengan terbang di luar jangkauan visual dan suara dari darat, UAV ini relatif sulit dideteksi oleh sistem pertahanan konvensional musuh.
Dalam peluncurannya, hadir pula sejumlah pejabat tinggi, di antaranya Direktur Operasi Len, Iqbal Fikri, Komisaris Independen Len, Eddy Syahputra Siahaan, dan Kapuslaiklambangja TNI AU Marsda TNI Andi Wijaya, serta perwakilan dari Kementerian Pertahanan dan tiga matra TNI.
Komitmen Kemandirian Teknologi Nasional
Peluncuran UAV ini menjadi simbol komitmen Defend ID dalam membangun industri pertahanan nasional yang cerdas dan mandiri. Kolaborasi antara PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Len IOT, dan lembaga riset UAV lain menjadi fondasi penting pengembangan sistem pertahanan masa depan.
“Ini bukan sekadar demonstrasi teknologi, tetapi awal dari kerja sama luas untuk pengembangan lebih lanjut, integrasi sistem, dan penerapan nyata di lapangan,” ujar Amalia.
Len juga menegaskan akan memperkuat sinergi dengan TNI dan Kementerian Pertahanan, memperkuat sistem pertahanan nasional berbasis teknologi tinggi.
Capaian ini dipersembahkan sebagai bentuk dedikasi anak bangsa dalam memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Diharapkan, langkah ini menjadi pijakan untuk lompatan-lompatan besar dalam penguasaan teknologi pertahanan dan kedaulatan udara Indonesia.***