Bandung, BandungOke — Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tsinghua University, dua raksasa akademik dari Indonesia dan Tiongkok, sepakat memperkuat kembali kerja sama strategis mereka dalam bidang pendidikan tinggi dan riset, Selasa (29/7/2025), di Kampus ITB Jakarta, Graha Irama, Kuningan.
Pertemuan ini bukan sekadar kunjungan kehormatan. Dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof. Brian Yuliarto, serta Vice Chairman of Tsinghua University Council, Bin Yang, pembicaraan kedua belah pihak menjurus pada satu hal: mengubah nota kesepahaman (MoU) yang selama ini stagnan menjadi kerja sama konkret yang berdampak luas.
Dari MoU ke Kolaborasi Nyata
Bin Yang tak menampik bahwa kerja sama sebelumnya belum mencapai hasil optimal. Pandemi COVID-19 menjadi ganjalan besar, diiringi berbagai tantangan administratif dan logistik. Namun ia menegaskan, kini saatnya ITB dan Tsinghua memulai babak baru.
“Yang paling penting adalah bagaimana kita menindaklanjutinya dengan langkah nyata,” kata Bin Yang dalam forum itu. dikutip Rabu (30/7/2025)
Ia menyebut dua hal sebagai pilar utama kolaborasi: program gelar bersama dan riset kolaboratif antardosen.
Langkah itu, menurutnya, bukan sekadar memperluas jejaring akademik, tetapi juga membentuk ekosistem ilmiah yang kokoh antara dua universitas papan atas di Asia.
Komitmen ITB: Tak Hanya Seremonial
Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, merespons positif tawaran tersebut. Baginya, kemitraan internasional bukan sebatas formalitas MoU. “Kami ingin kerja sama ini membuahkan program konkret dan relevan untuk kemajuan sains dan teknologi,” ujar Prof. Tata.
ITB berkomitmen membuka jalan bagi program gelar ganda di tingkat magister dan doktoral bersama Tsinghua. Selain itu, dosen dari kedua institusi akan didorong untuk membentuk tim riset multidisiplin dengan fokus pada tantangan nyata di Asia, dari teknologi energi, kecerdasan buatan, hingga ketahanan pangan.
Poros Intelektual Asia yang Sedang Tumbuh
Kunjungan ini menandai titik balik dalam relasi ilmiah kedua institusi. Di tengah derasnya arus globalisasi pendidikan tinggi dan perlombaan riset antarnegara, kolaborasi ITB–Tsinghua diharapkan menjadi katalis lahirnya inovasi baru di kawasan Asia.
Lebih dari sekadar pertemuan akademik, kerja sama ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi simpul penting dalam jejaring riset internasional, sekaligus meningkatkan daya saing kampus dalam peta pendidikan global.
“Kami tidak ingin kerja sama ini hanya berhenti di atas kertas,” tegas Bin Yang. “Kami ingin mewujudkan kerja kolaboratif yang menghasilkan dampak nyata.” katanya.
Dengan semangat yang sama, ITB dan Tsinghua kini bersiap menyusun langkah bersama: dari membangun laboratorium riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, hingga menggelar konferensi ilmiah antarnegara. Sebuah langkah ambisius untuk membentuk poros baru.***
Editor : Deny Surya