Bandung, BandungOke.com – Di sebuah taman hijau yang teduh di Markas Kodam III/Siliwangi, suasana pada Rabu (3/9/2025) itu terasa berbeda.
Bukan sekadar pertemuan formal, melainkan silaturahmi yang membawa kembali ingatan panjang tentang perjalanan sejarah.
Angkatan Muda Siliwangi (AMS) datang, dipimpin Ketua Umum Rully Alfiady, didampingi Sekjen Asep Andriana dan para pengurus, menemui Pangdam III/Siliwangi, Mayjen Kosasih, SE.
Senyum, pelukan, dan canda ringan menandai pertemuan itu. Seolah tak ada jarak antara organisasi pemuda dengan institusi militer yang sama-sama lahir dari rahim perjuangan rakyat Jawa Barat.
Di balik sapaan akrab itu, ada ikatan lama yang kembali dirajut: ikatan historis antara AMS dan Siliwangi.
“Pertemuan ini bukan sekadar seremonial. Kita ingin menghidupkan lagi gagasan dan nilai yang pernah kita perjuangkan bersama,” ujar Rully. Kata-katanya seperti mengingatkan bahwa AMS lahir bukan di ruang kosong, melainkan dari denyut sejarah Siliwangi.
Pada awal 1960-an, ketika AMS lahir, para perwira Kodam Siliwangi—yang kala itu masih bernama Kodam VI—turut membidani dan membesarkan organisasi ini.
AMS membawa semangat Pakusarakan, mempertahankan tanah air, sementara Siliwangi meneguhkan semboyannya: Rakyat Jawa Barat adalah Siliwangi, Siliwangi adalah Rakyat Jawa Barat.
Itulah titik temu yang tak lekang oleh zaman: rakyat menjadi pusat perjuangan.
Mayjen Kosasih menyambut AMS dengan tangan terbuka. Baginya, silaturahmi ini bukan hanya soal sejarah, tetapi juga masa depan.
“Kami berharap pertemuan ini bisa menjangkau hingga ke daerah-daerah. Mari kita rawat kebersamaan ini, demi Jawa Barat yang damai dan sejahtera,” ucapnya.
Ada pesan yang begitu manusiawi dalam kalimat itu: menjaga tanah air bukan semata tugas tentara atau organisasi pemuda, tetapi tugas semua anak bangsa.
Silaturahmi AMS dan Kodam Siliwangi hari itu menjadi cermin bahwa sejarah bukan sekadar cerita lampau. Ia adalah warisan yang mesti terus dipelihara.
Dari taman markas Siliwangi, lahir harapan baru: AMS dan Kodam akan terus berjalan beriringan, menjaga tanah Sunda, menjaga rakyat, dengan semangat yang tak pernah padam.***






