Bandung, BandungOke.com – Gerakan Pangan Murah (GPM) kembali digelar di Kota Bandung. Selasa, 9 September 2025, halaman kantor PKK dipadati warga yang berburu bahan pokok dengan harga terjangkau.
Beras, sayuran, buah, hingga produk olahan cepat saji menjadi komoditas favorit, terutama bagi ibu rumah tangga yang ingin menghemat pengeluaran harian.
Sudama (39), salah satu pengunjung, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini. “Alhamdulilah terbantu adanya GPM ini. Saya belanja beras sama sayuran untuk masak nanti di rumah,” ujarnya.
Nada serupa datang dari Lia (29) yang menilai GPM sebagai akses praktis. “Hadirnya selalu di tiap wilayah, jadi jalan kaki juga bisa belanja. Bahkan harganya masih terjangkau,” katanya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menegaskan bahwa GPM bukan sekadar ruang belanja murah, tetapi juga strategi pemerintah menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan.
“Kita memangkas rantai distribusi, harga yang dijual dalam GPM bisa lebih murah dibanding pasar. Barangnya datang langsung dari produsen, sehingga masyarakat lebih terbantu,” ucapnya.
Selain beras, GPM Bandung juga menghadirkan berbagai komoditas pangan strategis: minyak goreng Rp15.500/liter, gula pasir Rp16.500/kg, bawang merah Rp32.500/kg, bawang putih Rp32.000/kg, cabai rawit Rp35.000/kg, telur ayam Rp26.000/kg, serta daging sapi Rp100.000/kg. Sayur dan buah segar dijual serba Rp5.000, sementara sosis dan nugget dibanderol Rp10.000 per 250 gram.
Bagi Pemkot Bandung, GPM menjadi lebih dari sekadar pasar murah. Program ini dirancang sebagai instrumen pengendali inflasi pangan sekaligus upaya menjamin harga tetap terkendali tanpa mengurangi pasokan.
“Kita harap hadirnya GPM menjadi solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau,” pungkas Gin Gin.***

 
	    	




