Jakarta, BandungOke.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali mencatat sejarah di panggung internasional.
Pada forum ASEAN Railway CEOs’ Conference 2025 di Kuala Lumpur, Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menegaskan ambisi KAI untuk melaju menuju standar layanan transportasi kelas dunia.
“Indonesia adalah pionir perkeretaapian di Asia Tenggara sejak jalur Semarang–Tanggung beroperasi pada 1867. Dari sejarah itu, KAI tumbuh, tidak hanya hadir sebagai penyedia transportasi, tetapi juga simbol keunggulan yang menghubungkan bangsa, melayani masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Bobby dikutip Kamis (11/9/2025)
Transformasi KAI ditempuh melalui digitalisasi, otomasi, penguatan bisnis, hingga ekspansi internasional. Hasilnya terlihat jelas: pelanggan KAI Group naik dari 155 juta orang pada 2021 menjadi 453 juta pada 2024, setara 65 persen populasi Asia Tenggara.
Pendapatan melonjak dari Rp15,5 triliun menjadi Rp35,9 triliun, sementara laba bersih berbalik positif dari minus Rp0,4 triliun menjadi Rp2,2 triliun.
Capaian itu ikut mengangkat reputasi KAI di level global. Ketepatan waktu keberangkatan 99,77 persen dan kedatangan 96,05 persen menempatkan KAI di peringkat ketiga dunia. Dari aspek keselamatan, tingkat kecelakaan 2020–2024 rata-rata 0,2276, termasuk tiga terendah global.
“Indeks kepuasan pelanggan pada 2024 mencapai 4,50, lebih tinggi dari moda transportasi lain. Skor ESG 41 dari S&P Global juga mencerminkan komitmen keberlanjutan,” ujar Bobby.
Ia menekankan pentingnya membangun ASEAN as One Network, konektivitas lintas negara untuk memperkuat daya saing kawasan. Saat ini, lebih dari 80 proyek kereta perkotaan tengah dirancang di ASEAN dengan investasi USD 270 miliar, meliputi 5.850 km jalur baru.
“Perjalanan KAI adalah mendorong transformasi berkelanjutan agar standar layanan kereta Indonesia sejajar internasional. Dengan kolaborasi, investasi teknologi, dan pengembangan SDM, KAI ingin menjadi tulang punggung konektivitas nasional dan simbol daya saing ASEAN,” tutupnya.***






