Bandung, BandungOke.com – Surili (Presbytis comata) mungkin terdengar asing bagi generasi muda. Primata endemik Jawa itu kini semakin sulit ditemui di hutan-hutan yang dulu menjadi rumahnya.
Pepohonan ditebang, lahan digusur, habitat pun musnah. Ironisnya, di tengah deru mesin industri dan rakusnya perburuan, negara seakan berdiam diri.
Namun, dari balik pagar besi dan jeruji kandang, secercah harapan justru lahir. Bandung Zoo, lembaga konservasi yang telah berdiri lebih dari satu abad, mencatat prestasi langka, dengan berhasil mengembangbiakkan Surili. Sebuah capaian yang bahkan tak semua kebun binatang mampu lakukan.
“Surili ini bukan sekadar primata, ia adalah ikon. Bandung Zoo berhasil melestarikannya ketika habitat alamnya kian sempit. Itu sebuah capaian besar yang seharusnya didukung penuh, bukan dibiarkan terombang-ambing tanpa perhatian serius,” ujar Singky Soewadji, Pemerhati Satwa Liar sekaligus Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI), Rabu (1/10/2025).
Satwa yang Kian Terlupakan
Surili kini masuk kategori endangered menurut IUCN. Ia memang tercatat sebagai satwa dilindungi lewat PP No. 7 Tahun 1999. Tetapi, apa arti aturan hukum bila di lapangan hutan kian lenyap, perburuan tak berhenti, dan aparat memilih menutup mata?
Bandung Zoo menunjukkan secercah jalan. Selain Surili, kebun binatang ini juga berhasil mengembangbiakkan Tapir (Tapirus terrestris), satwa malam yang kian sulit dijumpai. Sayangnya, kisah keberhasilan ini nyaris tak terdengar di ruang publik.
“Kita sering mendengar keberhasilan Surabaya Zoo dengan Komodo dan Jalak Bali. Tapi jangan lupa, Bandung Zoo punya Surili dan Tapir. Sayangnya, keberhasilan ini sering dianggap kecil, padahal ini bentuk nyata konservasi yang berhasil,” kata Singky.
Oligarki yang Mengintai
Namun, prestasi itu bukannya tanpa risiko. Di balik keberhasilan, selalu ada bayangan oligarki yang mengintai. Para pemilik modal besar, dengan kepentingan industri satwanya, kerap membidik lembaga konservasi yang berhasil mengembangbiakkan satwa langka. Ironisnya, lembaga yang gagal justru aman di balik izin dan perlindungan pemerintah.
“Inilah yang menyedihkan. Lembaga yang gagal justru dilindungi, sementara yang berhasil sering diperas dan ditekan. Ini bukan sekadar soal konservasi, ini soal siapa yang punya kuasa,” tegas Singky.
Cermin Abainya Negara
Kisah Surili adalah potret buram konservasi Indonesia. Regulasi ada, status dilindungi jelas, tetapi implementasi lemah. Pemerintah lebih sibuk mengurus kepentingan ekonomi ketimbang menjaga pusaka hayati bangsa.
Di dalam jeruji Bandung Zoo, Surili memang terselamatkan. Tapi di hutan, nasibnya terus digadaikan. Tanpa keseriusan negara, keberhasilan Bandung Zoo akan tinggal catatan pinggir, terlupakan di antara gegap gempita pembangunan.
“Bandung Zoo sudah membuktikan. Tapi pertanyaannya, sampai kapan satwa ini bisa bertahan jika pemerintah terus berpaling?” pungkas Singky.***
Editor : Deny Surya