Bandung, BandungOke.com – Harapan petani sedikit terangkat di tengah tekanan harga kebutuhan pokok. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 naik 0,44 persen, didorong kenaikan harga gabah, cabai merah, dan ayam ras pedaging.
Plt. Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, menyebut indeks yang diterima petani (It) sebesar 141,57, lebih tinggi dibanding indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 121,91.
“Indeks yang diterima petani naik 0,54 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani juga naik 0,10 persen,” kata Darwis dalam rilis resminya, Rabu (1/10/2025).
Secara subsektor, peternakan mencatat kenaikan tertinggi sebesar 1,82 persen. Disusul subsektor tanaman pangan naik 0,61 persen, dan perkebunan rakyat 0,09 persen. Namun, subsektor lainnya justru mengalami penurunan.
Kenaikan NTP juga sejalan dengan naiknya Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) sebesar 0,47 persen. Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turut meningkat 0,07 persen.
Harga Beras Masih Bergerak Naik
Meski petani mendapat angin segar, harga beras di penggilingan menunjukkan tren beragam. Beras premium naik 0,79 persen menjadi Rp13.945 per kilogram, sedangkan beras medium justru turun tipis 0,17 persen menjadi Rp13.306 per kilogram. Secara rata-rata, harga beras di penggilingan pada September 2025 mencapai Rp13.640 per kilogram, naik 0,36 persen dibanding Agustus 2025.
Secara tahunan (year on year), harga beras di penggilingan Jawa Barat melonjak 5,47 persen dibanding September 2024.***