Cianjur, BandungOke.com – Aroma sayur tumis kacang panjang dan ayam suwir dari nasi box bergizi siang itu memenuhi udara Desa Cidadap, Kecamatan Campaka.
Bukan sekadar makanan, tetapi sebuah simbol perhatian: perhatian kepada ibu hamil, menyusui, hingga para lansia yang kerap menjadi kelompok paling rentan dalam pusaran kemiskinan dan stunting.
Di ujung jalan desa, sebuah truk berlogo PLN Peduli terparkir. Humanity Truck 2025 singgah di Cidadap, membawa penyuluhan gizi, pelatihan memasak sehat, dan 500 paket makanan bergizi.
Bagi Ima, seorang ibu dua anak, kehadiran truk ini lebih dari sekadar bantuan. “Saya merasa terbantu sekali. Penyuluhan membuat saya paham pentingnya gizi untuk anak-anak,” katanya dengan mata berkaca-kaca. Kamis (2/10)
Data nasional menunjukkan stunting masih menjadi ancaman serius. Angka prevalensinya di banyak daerah menandakan generasi muda berisiko kehilangan masa depan.
Di titik inilah, kolaborasi lintas sektor menjadi penting. Kepala Desa Cidadap, Budiman, mengaku lega: “Program ini bentuk kepedulian nyata. Semoga bisa berlanjut ke desa lain.”
Namun, lebih dari sekadar distribusi makanan, program ini mengandung pesan: stunting bukan hanya urusan dapur keluarga, tetapi masa depan bangsa.
“PLN tidak hanya soal listrik, tapi juga kepedulian sosial,” kata Manager PLN UP3 Cianjur, Andre Pratama Djatmiko.
General Manager PLN UID Jawa Barat, Sugeng Widodo, menyebut langkah ini bagian dari investasi jangka panjang: generasi sehat.
“Stunting adalah soal masa depan. Humanity Truck hadir sebagai dukungan untuk mewujudkan generasi emas Indonesia,” ujarnya.
Di balik program ini, relawan Semesta Membumi Indonesia, Srikandi PLN, hingga tenaga kesehatan Puskesmas Campaka bergerak bersama. Di tengah keterbatasan desa, mereka membawa harapan bahwa gizi cukup bukanlah kemewahan, melainkan hak.***