Bandung, BandungOke.com — Suasana haru bercampur bangga memenuhi Ballroom Malibu Dome Convention Hall, Hotel Grand Pasundan, Bandung, Sabtu (11/10/2025).
Di atas panggung, 341 wisudawan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung resmi dikukuhkan, menandai berakhirnya perjalanan akademik sekaligus dimulainya babak baru dalam pengabdian seni dan budaya.
Upacara wisuda periode gasal tahun akademik 2025/2026 ini menjadi perayaan kolosal bagi kampus seni tertua di Jawa Barat.
Dari total lulusan, 236 meraih predikat “Dengan Pujian”, 103 “Sangat Memuaskan”, dan 2 “Memuaskan”. Mahasiswa berprestasi tertinggi, Dani Maulana dari Program Studi Tata Rias dan Busana, mencatat IPK 3,96—rekor yang mengundang tepuk tangan panjang dari hadirin.
Retno Dwimarwati Tegaskan Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Pengabdian
Dalam pidatonya yang mengalun penuh makna, Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, mengingatkan bahwa wisuda hanyalah gerbang menuju samudra kehidupan yang lebih luas.
“Wisuda bukan akhir dari proses belajar. Lautan ilmu di luar kampus jauh lebih luas dan menantang. Gunakan ilmu yang didapat di ISBI Bandung sebagai pisau bedah untuk berkarya dan memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Dr. Retno. Sabtu (11/10)
Ia menyampaikan terima kasih kepada para orang tua yang mempercayakan putra-putrinya menempuh pendidikan di ISBI Bandung, sembari berjanji kampus akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah, sektor swasta, dan komunitas budaya untuk memperluas ruang ekspresi para seniman muda.
Retno menekankan pentingnya peran para lulusan dalam mendukung Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta dalam pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata nasional.
“Kita hidup di era ekonomi kreatif yang memberi banyak peluang bagi insan seni. Lulusan ISBI Bandung bisa menjadi kontributor penting di sektor budaya, ekonomi kreatif, maupun industri digital. Dunia kini terbuka luas—yang dibutuhkan adalah keberanian dan kepercayaan diri,” tuturnya.
Ngajomantara, Mimpi ISBI Bandung Menjadi Jembatan Budaya Nusantara
Retno juga menyinggung visi besar ISBI Bandung, “Ngajomantara”—sebuah gagasan untuk membawa seni dan budaya Nusantara menembus batas geografis dan digital.
Ia menegaskan bahwa kampus tengah menyiapkan portal ensiklopedia seni pertunjukan Jawa Barat, proyek digital yang akan melibatkan para lulusan sebagai penggerak utama.
“Indonesia adalah negara adibudaya. Dengan seni dan budaya, kita punya kekuatan berdaya saing global. Melalui ISBI Ngajomantara, kami ingin melahirkan lulusan yang tidak hanya kreatif, tapi juga adaptif terhadap perubahan zaman,” ujar Retno dengan nada optimistis.
Antara Doa, Puisi, dan Semangat Anak Negeri
Prosesi wisuda diakhiri dengan pembacaan puisi Sunda oleh Retno, menggambarkan semangat pengabdian dan cinta budaya:
“Kepaklah sayap menatap hari,
Terbangkan cakra buka angkasa.
Kerjalah mantap menata diri,
Kembangkan budaya tuk gapai asa.”
Ia menutup dengan pesan yang menggugah:
“Anakking, bral miang ngajomantara. Terbanglah tinggi, kembangkan budaya, dan jadilah cahaya perubahan. Kalian adalah agen pemajuan kebudayaan bangsa.”
Dengan 341 lulusan baru, ISBI Bandung tak sekadar menambah daftar sarjana seni di Indonesia, tapi juga mengirimkan generasi kreatif yang siap menafsirkan dunia dengan bahasa budaya. Dari Bandung, semangat itu kini bersiap menjelajah ke seluruh penjuru Nusantara—dan dunia.***






