Bandung, BandungOke — Sosialisasi 4 Pilar MPR RI kembali digelar di tengah suasana sosial yang makin terfragmentasi. Kegiatan sosialisasi ini menjadi ruang pengingat pentingnya fondasi kebangsaan yang kokoh.
Anggota MPR RI dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin, dalam kegiatan sosialisasi tersebut mengulas esensi 4 Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang menurutnya bukan sekadar dokumen normatif, tetapi kompas moral bagi rakyat.
“Empat Pilar harus dihayati sebagai pegangan moral. Ini bukan sekadar hafalan, tapi pedoman untuk bersikap di tengah perubahan sosial yang cepat,” ujar Nurul kata Nurul di Bandung, Rabu 15 Oktober 2025.
Pada kesempatan itu Nurul menegaskan bahwa nilai ideologi negara harus terus digaungkan di tengah ancaman polarisasi yang menggerus semangat persatuan. Ia menautkan semangat Sumpah Pemuda sebagai inspirasi.
“Semangat Sumpah Pemuda mengajarkan kita bersatu melampaui identitas kelompok. Kalau generasi muda hanya sibuk berdebat tanpa fondasi kebangsaan, kita kehilangan arah,” katanya.
Politisi Partai Golkar itu, mengingatkan bahwa kemajemukan adalah karakteristik utama Indonesia. Dalam paparannya, ia menekankan peran penting konsensus bersama dalam menjaga keberagaman yang sering terancam sentimen sempit.
“Untuk itu diperlukan suatu konsepsi, kemauan, dan kemampuan yang kuat demi menopang kemajemukan Indonesia,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa nilai-nilai persaudaraan dan penghormatan antarsesama perlu dirawat dalam keseharian, termasuk dalam lingkup keluarga maupun pertemanan.
“Kita ini kaya budaya, bahasa, dan agama. Justru itu kekuatan kita, bukan ancaman. Bhinneka Tunggal Ika tidak boleh berhenti menjadi slogan,” ujarnya menegaskan.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Banyak peserta mengangkat persoalan intoleransi dan maraknya informasi palsu. Nurul merespons dengan mendorong literasi digital yang kuat agar publik tidak mudah terprovokasi.
Nurul juga menyoroti nilai kerukunan dan toleransi antarwarga sebagai ruh kebangsaan.
“Nilai selanjutnya adalah menjaga kerukunan dan toleransi di antara sesama kita,” tegasnya.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI ditutup dengan pesan optimistis. Nurul menilai bahwa Sumpah Pemuda tetap relevan sebagai pijakan generasi muda dalam menjaga persatuan di era kontestasi wacana yang kian rumit.
Sosialisasi ini memberi kesan bahwa tantangan kebangsaan tidak hanya soal merawat arsip sejarah, tetapi bagaimana nilai di dalamnya hidup dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Oleh karenanya generasi muda didorong menjadi penopang persatuan di masa mendatang,” pungkas Nurul.***






