Bandung, BandungOke – Langkah Pemkot Bandung untuk menjadikan Kawasan Konferensi Asia-Afrika (KAA) sebagai Warisan Dunia UNESCO kian konkret.
Melalui Simposium Pengusulan KAA sebagai Warisan Budaya Dunia di Hotel Savoy Homann, Kamis (16/10), Wali Kota Muhammad Farhan menegaskan komitmen panjang menjaga warisan sejarah bangsa.
“Hari ini Disbudpar menyelenggarakan simposium untuk mulai mengumpulkan dokumentasi dan melanjutkan upaya kita mendaftarkan Kawasan Konferensi Asia-Afrika sebagai Memory of the World di UNESCO. Targetnya lima tahun ke depan bisa masuk status tentatif,” ujar Farhan.
Ia menekankan pentingnya kedisiplinan dan konsistensi dalam pelestarian. “Tugas pemerintah saat ini adalah memastikan agar peninggalan fisik dan nilai-nilai sejarah di kawasan ini tidak hilang. Jangan sampai wajah Kota Bandung ditentukan oleh selera penguasa, tapi oleh kepatuhan terhadap regulasi,” katanya tegas.
Menurutnya, tata ruang, pelestarian cagar budaya, dan ekonomi kawasan harus berjalan serentak. Upaya itu bukan hanya menjaga bangunan, tapi juga menjaga jati diri bangsa.
Simposium ini menjadi ajang kolaborasi berbagai pihak dari akademisi, ahli cagar budaya, hingga kementerian untuk merumuskan strategi pengajuan resmi ke UNESCO.
“Simposium ini bukan sekadar mencari jawaban, tapi mengidentifikasi masalah dan merumuskan metodologi agar langkah ke depan lebih terarah,” tandas Farhan.***