Bandung, BandungOke. Pagi beranjak siang saat suasana di gerbang Bandung Zoo kembali riuh. Setelah lebih dari dua bulan tertutup akibat polemik internal dan kerusakan fasilitas, kebun binatang tertua di Jawa Barat itu kembali buka selama satu hari, Sabtu (18/10/2025)
Bagi warga Bandung, momen ini bukan sekadar pembukaan tempat wisata tapi semacam perayaan hidup yang lama mereka rindukan.
Ratusan warga berdatangan sejak pukul sepuluh pagi. Ada yang datang membawa anak-anak, ada pula rombongan keluarga besar lengkap dengan tikar dan rantang nasi untuk botram, tradisi piknik khas Sunda.
“Bahagia rasanya bisa piknik lagi di sini,” ujar Yanti, warga Cibiru yang datang bersama tiga anaknya. Ia mengaku sudah menunggu lama momen ini.
Menurut catatan pengelola, sedikitnya 830 pengunjung masuk dalam dua jam pertama pembukaan. Hari itu, tiket masuk digratiskan khusus bagi warga sekitar dan keluarga karyawan sebagai bentuk apresiasi atas dukungan mereka selama masa penutupan.
Bagi sebagian warga, Bandung Zoo bukan sekadar tempat rekreasi, tapi penanda masa kecil. Taufik, 54 tahun, mengenang masa SD-nya ketika setiap pembagian rapor selalu diakhiri dengan piknik di kebun binatang ini.
“Jangan sampai ada konflik lagi yang bikin tempat ini tutup. Ini tempat relaksasi keluarga yang murah dan penuh kenangan,” katanya dengan mata berbinar.
Didirikan pada 1933, Bandung Zoo tumbuh menjadi ruang kebahagiaan lintas generasi rumah bagi ratusan satwa dan ribuan pohon rindang yang menaungi pengunjung. Di sinilah harmoni itu hidup: satwa, tumbuhan, dan manusia saling berbagi ruang.
Namun, kebahagiaan hari itu belum sepenuhnya utuh. Sehari setelah syukuran, pihak pengelola kembali menutup sementara untuk evaluasi internal.
“Hari ini (minggu) Bandung Zoo tutup dulu untuk evaluasi. Semoga segera buka normal kembali,” ujar Sulhan, perwakilan pengelola, dalam pesan singkatnya. Minggu (19/10/2025)
Bagi warga Bandung, mereka hanya berharap satu hal sederhana, agar Bandung Zoo tetap hidup — menjadi tempat belajar, bersyukur, dan berbahagia bersama keluarga.***
Editor : Deny Surya






