Bandung, BandungOke.com — Pameran tunggal Around and About karya seniman muda Aurora Arazzi menghadirkan pengalaman baru tentang seni observasi.
Digelar di ArtSociates Gallery & Café, Lawangwangi, Bandung Barat, pameran ini bukan sekadar memajang karya, tetapi mengajak publik untuk berjalan, mengamati, dan terlibat dalam “pengalaman visual intensitas rendah, paparan tinggi.”
Dikuratori oleh Lisa Markus, pameran ini memperlihatkan bagaimana Aurora merespons ruang dan pengalaman sehari-hari. Ia mengubah momen berjalan kaki menjadi tindakan artistik yang memantik rasa ingin tahu dan refleksi.
“Observasinya didorong oleh dorongan menuju hal yang tak diketahui. Tujuan yang tak diketahui dan titik akhir yang tak diketahui,” kata Lisa dalam pengantar kuratorialnya.
Di tangan Aurora, berjalan menjadi semacam meditasi visual. Objek-objek yang ia temui di perjalanan baik benda liar, replika, maupun sekadar bayangan ditransformasi menjadi karya lukisan, instalasi, hingga video.
Ia menolak dikotomi antara yang nyata dan imitasi. “Jika Anda melihat segalanya, mungkin Anda tidak melihat apa pun,” ujar Aurora dalam sesi pembukaan pameran, Jumat (24/10/2025) malam.
Aurora memperkenalkan konsep visibilitas dan ketidakjelasan bahwa dalam keterbatasan penglihatan, justru muncul ruang untuk rasa ingin tahu. Ia menyebut karya-karyanya sebagai latihan mengamati tanpa tujuan praktis, sekadar menikmati momen melihat dan menyadari keberadaan.
“Experience yang ingin di-share adalah ruangan yang bisa diolah,” kata Aurora. “Ruang ini unik karena ada lower-ground dan upper-ground. Pengalaman jalan kaki, memulung pengalaman, bentuk, dan objek untuk dikonfigurasikan menjadi bentuk lain.
Karya Sailing the Duck Weed mengajak publik merasakan pengalaman berjalan kaki secara lebih intim. Selamat menyemplung di air kertas yang sudah saya sajikan,” ujarnya.
Bagi Aurora, pameran ini adalah bentuk penyelidikan atas perhatian publik di era serbacepat. Ia mempertanyakan siapa yang sesungguhnya mengendalikan arah pandang manusia di tengah banjir informasi.
Andonowati, pendiri ArtSociates Gallery, mengakui kekuatan karya Aurora namun juga melihat tantangan kuratorial di dalamnya.
“Ini pameran portofolio Aurora dan karyanya terbilang seniman biennale, dan saya belum paham bagaimana cara menjualnya. Itu sebabnya Aurora belum di-manage under artist management ArtSociates,” ujarnya lugas di sela pembukaan.
Sementara itu, perupa Arin Sunaryo menilai Aurora sebagai sosok yang berani menembus batas.
“Aurora adalah seniman yang sangat intens mengeksplorasi material, objek kertas. Material yang fragile bisa menjadi sesuatu yang solid. Ada kejujuran material dan kejujuran personal pada karyanya sebagai kesatuan. Itu privilege yang sulit ditemukan pada seniman,” kata Arin.
Pameran Around and About akan berlangsung hingga 24 November 2025 di gedung Lawangwangi, Jalan Dago Giri 99A, Bandung Barat.
Sebuah perjalanan visual yang tidak hanya mengundang mata untuk melihat, tetapi juga hati untuk berjalan bersama.
Jejak Langkah dalam Lembaran Seni
Aurora Arazzi, dalam kesenyapan langkahnya, sedang membangun bahasa baru dalam seni rupa kontemporer Indonesiabahasa yang tidak terburu-buru, tidak hingar, dan justru jernih dalam keheningan.
Ia menunjukkan bahwa seni bisa tumbuh dari tindakan sesederhana berjalan, mengamati, dan merasakan denyut ruang. Dalam karya-karyanya, kepekaan menjadi keberanian baru. Sebuah keberanian untuk memperlambat, menatap lebih lama, dan bertanya lebih dalam.
Di tengah dunia yang gemar berlari, Aurora memilih berjalan dan dalam langkah itu, ia menuntun kita untuk melihat ulang makna “melihat”. ****

 
	    	




