Bandung, BandungOke — Menjelang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada November 2025 mendatang, SMA Negeri 16 Bandung menjadi salah satu sekolah yang telah menyiapkan diri jauh hari.
Sekolah yang berlokasi di kawasan pemukiman padat penduduk ini telah mengatur strategi pembelajaran, sosialisasi, dan kesiapan teknis agar para siswa kelas XII siap menghadapi asesmen nasional pengganti Ujian Nasional tersebut.
“Tahun ajaran lalu, sekitar bulan Maret–April, kami sudah mulai sosialisasi tentang TKA ini. Kepada orang tua siswa juga kami sampaikan pada saat pembagian rapor kenaikan kelas, dan kami ingatkan kembali saat pembagian rapor UTS bulan lalu,” ujar Masrur Shu’di, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 16 Bandung, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (27/10/2025).

Masrur menjelaskan, kesiapan sekolah tidak hanya menyangkut pemahaman teknis ujian, tetapi juga penataan ulang strategi belajar.
“Kami meminta semua guru kelas XII untuk menata kembali urutan penyampaian materi. Materi yang tidak termasuk dalam bahan TKA kami geser ke bagian akhir, supaya fokus utama sekarang ada pada materi yang diujikan. Bahkan, kami juga mengulang kembali materi-materi dari kelas X dan XI yang relevan dengan TKA,” jelasnya.
Strategi Pembelajaran dan Adaptasi Kurikulum
TKA akan menguji tiga mata pelajaran wajib yakni Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris pada hari pertama. Sementara pada hari kedua, siswa akan menghadapi dua mata pelajaran pilihan yang telah mereka tentukan sejak kelas XI.
“Setiap siswa wajib memilih empat mata pelajaran, dan dari situ dua di antaranya akan diujikan di TKA. Jadi, di hari kedua, tiap anak mengerjakan pelajaran yang berbeda sesuai pilihannya,” ujar Masrur.
Di ruang-ruang kelas SMAN 16 Bandung, nuansa persiapan terlihat jelas. Guru-guru telah mengintegrasikan latihan soal berbasis TKA ke dalam jam pelajaran reguler.
Tidak ada kelas tambahan di luar jam belajar, namun setiap sesi dioptimalkan untuk mengasah kemampuan siswa pada kompetensi inti yang akan diukur dalam asesmen nasional ini.
“Persiapan kami bukan hanya dari sisi akademik, tapi juga mental siswa. Kami ingin anak-anak terbiasa dengan format dan tekanan ujian, tapi tetap tenang dan percaya diri,” tambah Masrur.

Menuju Standarisasi Penilaian Nasional
Masrur menilai hadirnya TKA membawa dampak positif terhadap ekosistem pendidikan. Ia melihat semangat belajar siswa meningkat karena mereka memiliki target yang jelas.
Selain itu, keberadaan asesmen nasional ini diharapkan dapat menghapus ketimpangan penilaian antar sekolah.
“Selama ini nilai rapor tiap sekolah kan beda-beda. Nah, dengan adanya TKA, ada standar nilai yang sama dan bisa digunakan sebagai acuan, baik untuk seleksi masuk perguruan tinggi maupun jalur prestasi di PPDB,” ungkapnya.
Ia menambahkan, TKA akan menjadi alat ukur yang lebih objektif untuk menilai kompetensi akademik siswa di seluruh Indonesia. “Mudah-mudahan nanti yang diterima di jalur prestasi memang benar-benar yang terbaik, karena sudah ada nilai yang terstandarkan secara nasional,” katanya.
Semangat Baru di Dunia Pendidikan
Dengan kesiapan matang dan koordinasi antar guru, SMAN 16 Bandung berharap TKA dapat menjadi momentum untuk memperkuat mutu pendidikan dan daya saing siswa.
“Kami melihat TKA ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Tantangan karena butuh adaptasi, tapi peluang karena bisa meningkatkan kualitas belajar dan keadilan dalam penilaian,” tutup Masrur Shu’di.***






