Bandung, BandungOke – Di tengah tekanan fiskal dan cuaca ekstrem, Pemerintah Kota Bandung memilih jalan rasional, efisiensi tanpa mengorbankan layanan publik.
Wali Kota Muhammad Farhan memastikan seluruh aparatur sipil negara (ASN) tetap bekerja di kantor alias work from office (WFO).
“Kami masih membutuhkan kehadiran dan operasional langsung. Efisiensi kami bukan lewat WFH, tapi penghematan perjalanan dinas dan konsumsi rutin,” ujar Farhan, Selasa (28/10).
Keputusan itu menandakan perubahan paradigma birokrasi Bandung bukan sekadar memangkas, tapi mengatur ulang prioritas. Mal Pelayanan Publik (MPP) dan unit layanan di kecamatan tetap berjalan normal.
“Layanan masyarakat tidak bisa terganggu, apalagi saat kondisi ekstrem seperti sekarang,” tambahnya.
Langkah efisiensi ini juga dibarengi dengan dorongan digitalisasi. Farhan menilai, transformasi teknologi dapat menekan biaya tanpa menurunkan produktivitas.
“Kita sudah mulai menuju sistem yang lebih efisien, tapi pelayanan publik tetap jadi prioritas,” tegasnya.
Dalam lanskap politik birokrasi daerah, kebijakan ini mencerminkan arah kepemimpinan Farhan, berhati-hati namun tegas, hemat namun tetap fungsional.
Bandung, sekali lagi, dijadikan laboratorium tata kelola publik yang realistis di tengah tekanan ekonomi nasional.
Editor : Deny Surya






