Bandung, BandungOke.com – Gemuruh tepuk tangan menyambut nama Albert Lukas Pithel Hasugian ketika dirinya diumumkan sebagai Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025.
Ia menjadi wakil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada kompetisi yang digelar di Universitas Diponegoro, Semarang.
Prestasi ini menorehkan sejarah pertama dalam 11 tahun terakhir ITB kembali menembus dua besar di ajang Mawapres.
Albert, mahasiswa Program Studi Kewirausahaan, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, bersaing ketat dengan perwakilan kampus terkemuka.
Juara I diraih Universitas Diponegoro, sementara posisi III diraih IPB University. Perwakilan UGM dan UI menyusul sebagai juara harapan.
Perjalanan Berlapis
Jalur menuju podium nasional bukan perkara mudah. Albert harus melewati seleksi tingkat kampus, regional Jawa Barat, hingga tingkat nasional. Tiga aspek utama menjadi batu uji: capaian prestasi unggulan, gagasan kreatif, dan kemampuan bahasa Inggris.
“Menjelang final, tentu ada rasa deg-degan, tapi lebih karena semangat untuk memberikan yang terbaik,” ujar Albert dikutip Selasa (29/10/2025). Baginya, kompetisi bukan sekadar ajang tanding, tapi kesempatan bertemu para pemikir muda dari seluruh Indonesia.
Kisahnya dipenuhi kegagalan. “Belasan kali gagal di berbagai kompetisi. Tapi setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh,” ucapnya.
Jejak Prestasi Internasional
Nama Albert bukan baru di gelanggang kompetisi. Ia tercatat memboyong sejumlah gelar internasional:
Juara 1 Uniqlo Global Management Program
Juara 2 NUS Young Fellowship Program
Juara 1 Alphasights Asia Case Competition
Best Individual BFI Case Jam by Singapore Management University
Menurut Albert, kompetisi menjadi ruang belajar praktis di luar kelas. “Saya belajar berpikir kritis, kolaboratif, dan memahami bisnis lintas industri,” katanya.
Ia juga menyoroti lingkungan bahasa Inggris yang kuat di SBM ITB. Budaya berdiskusi dan bersosialisasi dalam bahasa Inggris memudahkannya menghadapi seleksi nasional.
Dukungan akademik juga mengalir. Ia dibimbing Isti Raafaldini dan Dany Athori, serta didukung Ketua Prodi Kewirausahaan, Sonny Rustiadi. Direktorat Kemahasiswaan ITB turut memperkuat melalui pembinaan terstruktur.
Nama-nama inspiratif seperti Eli Sulistiyowati (Mapres 2024), Nathalie Maura (Mapres 2023), dan Ilham Subandoro (Mapres 2021) disebutnya sebagai pendorong untuk terus melangkah.
Makna Perjuangan Seorang Anak Sopir
Albert lahir dari keluarga sederhana. Sebagai penerima beasiswa KIPK, ia menyadari pendidikan adalah pintu perubahan. “Sebagai anak sopir angkutan umum, bisa kuliah di ITB adalah kebanggaan besar,” tuturnya.
Hadiah dan peluang dari berbagai lomba tak sekadar menambah pengalaman, tapi juga meringankan beban keluarga. Bahkan, ia sempat merasakan pengalaman ke luar negeri tanpa biaya orang tua.
Di tengah magang dan penyusunan skripsi, Albert tetap menyiapkan diri untuk Mawapres. “Tantangan terbesar adalah manajemen waktu,” ujarnya. Ia belajar disiplin dan menetapkan prioritas.
Prestasi yang Berbagi Manfaat
Bagi Albert, menjadi Mawapres adalah perjalanan nilai, bukan sekadar titel. “Seorang Mawapres bukan hanya punya prestasi, tapi memberi manfaat,” katanya.
Ia percaya bahwa puncak prestasi hadir ketika dampak positifnya dirasakan orang lain. “Kita semua mahasiswa berprestasi dalam jalannya masing-masing,” ujarnya menutup.***






