Bandung, BandungOke — Semangat Sumpah Pemuda kembali mengemuka dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar Kamis, 30 Oktober 2025 di Bandung.
Acara itu dirancang sebagai ruang refleksi atas pentingnya fondasi kebangsaan di tengah kondisi sosial yang disebut kian terbelah.
Anggota MPR RI dari Fraksi Golkar Daerah Pemilihan II Bandung–Cimahi, Nurul Arifin, menegaskan kembali empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai pedoman hidup yang perlu dihayati bersama.
“Empat Pilar 4 MPR RI ini harus dihayati sebagai pegangan moral. Ini bukan sekadar hafalan, tapi pedoman untuk bersikap di tengah perubahan sosial yang cepat,” ujar Nurul. Kamis, 30 Oktober 2025
Dalam paparannya, Nurul mengingatkan bahwa ancaman polarisasi dan fanatisme sempit dapat menggerus semangat persatuan. Ia mengaitkannya dengan nilai historis Sumpah Pemuda yang menempatkan persatuan sebagai visi bersama.
“Semangat Sumpah Pemuda yang kita peringati tiap 28 Oktober mengajarkan kita bersatu melampaui identitas kelompok. Kalau generasi muda hanya sibuk berdebat tanpa fondasi kebangsaan, kita kehilangan arah,” katanya.
Nurul turut menggarisbawahi keragaman Indonesia sebagai kekuatan. Menurutnya, kemajemukan memerlukan konsep dan kemauan kolektif untuk dijaga, sekaligus kemampuan mengelolanya.
“Untuk itu diperlukan suatu konsepsi, kemauan, dan kemampuan yang kuat demi menopang kemajemukan Indonesia,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa sikap menghormati dan menyayangi antarsesama, baik dalam lingkungan keluarga maupun pertemanan, merupakan nilai dasar yang perlu dirawat. Kehadiran Empat Pilar menjadi penopang budaya saling menghargai tersebut.
“Kita ini kaya budaya, bahasa, dan agama. Justru itu kekuatan kita, bukan ancaman. Bhinneka Tunggal Ika tidak boleh berhenti menjadi slogan,” ujarnya menegaskan.
Sesi tanya jawab berjalan dinamis. Peserta menyoroti isu intoleransi hingga penyebaran informasi palsu. Nurul menanggapi dengan penekanan pada literasi digital sebagai tameng dari provokasi yang menyesatkan.
Ia juga kembali menekankan pentingnya hubungan harmonis di tengah masyarakat.
“Nilai selanjutnya adalah menjaga kerukunan dan toleransi di antara sesama kita,” katanya.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI ini ditutup dengan harapan agar generasi muda mampu memelihara semangat Sumpah Pemuda dan menjadikan empat pilar sebagai pegangan hidup.
Nurul mengingatkan bahwa tantangan terbesar adalah menerapkan nilai kebangsaan dalam kehidupan nyata.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini menjadi penegas bahwa menjaga persatuan bukan hanya tugas negara, melainkan komitmen individu yang harus terus disuarakan.
Generasi muda, menurutnya, berperan sentral dalam memastikan nilai persatuan tak lekang oleh zaman.***






