Bandung, BandungOke – Dalam lanskap kerja yang kian berubah cepat, Institut Teknologi Bandung (ITB) mencoba menjawab tantangan lewat Titian Karier Terpadu (TKT) 2025.
Hajatan tahunan yang digelar 31 Oktober–1 November 2025 di Kampus ITB Ganesha ini bukan sekadar bursa kerja, melainkan ruang temu antara dunia akademik dan industri. ITB ingin memastikan lulusan bukan hanya berbekal ijazah, tapi mampu mengukir kontribusi nyata.
Ajang yang digawangi ITB Career Center ini, merupakan kolaborasi Direktorat Kemahasiswaan serta Direktorat Kealumnian dan Pengembangan Karier, dengan menghadirkan lebih dari 45 perusahaan nasional dan multinasional, dari sektor energi, keuangan, teknologi, hingga startup digital.
Akses gratis bagi mahasiswa, alumni, dan masyarakat memperluas spektrum peserta dan potensi jejaring profesional.
Rektor ITB: Karier Bukan Sekadar Cari Kerja
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menegaskan bahwa pengembangan karier bukan aktivitas sesaat. Di hadapan ratusan peserta, ia menekankan pentingnya membentuk karakter, daya tahan, serta kemampuan beradaptasi di tengah transformasi dunia kerja.
“Ini bukan sekadar membantu mahasiswa menemukan pekerjaan. Ini tentang membangun karakter dan kemampuan beradaptasi,” katanya.
Tatacipta juga menyoroti perlunya kemitraan strategis antara kampus, industri, dan pemerintah. Kolaborasi jangka panjang, menurutnya, menjadi syarat mutlak agar lulusan mampu menavigasi dunia kerja yang dinamis.
Dalam pidatonya, ia mengajak peserta untuk tidak hanya fokus pada posisi yang dikejar, tetapi pada nilai kontribusi yang ingin diberikan kepada masyarakat.
“Jangan hanya bertanya ‘pekerjaan apa yang cocok untuk saya?’, tetapi juga ‘dampak apa yang ingin saya berikan?’”
Ia menyinggung kisah sukses alumni ITB yang membangun produk unggulan nasional seperti Gently, sebagai bukti bahwa inovasi yang ditanam di bangku kuliah dapat berbuah manfaat nyata.
Rantai Pengembangan Karier: Dari Kampus hingga Alumni
TKT 2025 menjadi titik penting karena digelar lewat sinergi dua direktorat: Ditmawa dan DitLumniier.
Ditmawa membekali mahasiswa melalui program Saturday Lesson, Mahasiswa Wirausaha, hingga Career Mentorship.
Sementara itu, DitLumniier meneruskan pendampingan pasca-lulus lewat campus hiring, seminar, podcast, hingga pembangunan dashboard alumni.
Rantai nilai ini menunjukkan ITB mulai merapikan ekosistem kariernya: lulusan tidak dilepas begitu saja; jaringan alumni dan industri dibangun untuk menyokong perkembangan karier jangka panjang.
Industri Masuk Kampus
Ketua Acara, Ardiyan Harimawan, Ph.D., menekankan TKT bukan hanya ruang rekrutmen.
“Ini bukan sekadar job fair, melainkan wadah pembelajaran dan jejaring profesional.”
Perusahaan besar dari dalam dan luar negerimulai dari BRI, Star Energy Geothermal, Huawei, Astra, ParagonCorp, Garena, BNI, BSI, Triputra Group, hingga PT PAL Indonesia—hadir menawarkan peluang karier dan sesi presentasi.
Bagi mahasiswa, momentum ini jadi kesempatan membaca arah industri dan mengenali kompetensi yang tengah dicari. Bagi perusahaan, TKT ITB adalah peta bakat potensial yang siap dikembangkan.
Menghubungkan Pengetahuan & Realitas Industri
Di tengah keluhan klasik tentang lulusan yang “pintar teori tapi gagap praktik”, TKT ITB menawarkan jawaban: mempertemukan dua dunia yang sering dianggap renggang. Kampus memproduksi talenta, industri menyerap dan menguji ketangguhan mereka.
Sinergi ini mengarah pada satu tujuan: mempersiapkan lulusan agar tidak hanya menemukan pekerjaan, tapi membangun karier yang berdampak.
Informasi lengkap mengenai jadwal dan peserta tersedia di laman karir.itb.ac.id.***






