Jakarta, BandungOke – Pemerintah kembali menegaskan ambisinya menjadikan transportasi berbasis rel sebagai poros baru sistem logistik nasional.
Di tengah mahalnya ongkos distribusi dan tingginya ketergantungan pada moda truk, Presiden Prabowo Subianto menempatkan kereta api sebagai prioritas untuk memperkuat rantai pasok dan menekan biaya logistik yang selama ini membebani petani hingga pelaku usaha di daerah.
“Kereta api akan menjadi fokus perhatian dari program pemerintah yang saya pimpin (untuk) memperkuat logistik. Karena logistik dan pangan sama-sama strategis bagi kedaulatan bangsa,” kata Prabowo dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Selasa (4/11/2025).
Argumentasi Presiden tegas yakni sistem transportasi berbasis jalan telah menunjukkan keterbatasan.
Kerusakan infrastruktur, biaya angkut tinggi, hingga ketimpangan akses menjadi dalih kuat untuk memperluas jaringan kereta barang.
“Daripada memakai truk yang membuat jalan cepat rusak dan biayanya tinggi, kereta api jauh lebih efisien dan dapat menurunkan biaya logistik nasional,” ujar Prabowo menambahkan.
Rel Mengangkut Panen, Menggerakkan Daerah
Komitmen pemerintah mendapat respons langsung dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyebut, perseroan tengah memperluas layanan angkutan hasil perkebunan untuk menopang ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
“Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, KAI telah mengangkut 469.602 ton hasil perkebunan sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan, kemandirian daerah, dan kesejahteraan petani,” katanya.
Volume tersebut didominasi kelapa sawit, karet, kopi, teh, dan gula, dengan asal pengiriman terbanyak dari Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, dan Jawa Timur. Januari 2025 tercatat sebagai periode tertinggi dengan 59.514 ton, disusul Oktober dengan 57.453 ton.
Angka itu menunjukkan potensi besar transportasi rel yang mampu mengangkut komoditas dalam jumlah besar dengan konsolidasi terpadu.
Anne menegaskan manfaatnya menetes hingga tingkat paling bawah. “Sistem logistik berbasis rel ini memperkuat ekosistem ekonomi kerakyatan. Petani, pekerja angkut, hingga pelaku usaha lokal memperoleh manfaat. Harga jual produk menjadi lebih stabil dan arus perdagangan daerah semakin hidup,” ujarnya.
Lebih Hijau, Lebih Stabil
Selain efisiensi, moda berbasis rel disebut lebih ramah lingkungan. Pengangkutan menggunakan kereta api dinilai menekan emisi karbon yang selama ini dominan dihasilkan oleh angkutan jalan.
KAI juga membuka kerja sama dengan pemda, koperasi, perusahaan perkebunan, hingga pelaku logistik untuk memperkuat rantai distribusi. Fasilitas bongkar muat di stasiun, perbaikan jadwal pengiriman, dan integrasi layanan mulai disiapkan untuk memenuhi permintaan pasar.
Bagi Anne, setiap kereta barang bukan sekadar kendaraan angkut.
“Setiap perjalanan kereta barang membawa harapan petani, pengepul, dan pelaku usaha lokal. KAI akan terus berkontribusi aktif dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri secara ekonomi dan tangguh secara sosial,” tutupnya.
Di saat biaya logistik nasional masih menjadi momok daya saing, fokus baru pemerintah pada perkeretaapian bisa menjadi poros perubahan.
Namun, kerja besar masih menanti yakni membangun jaringan rel baru, mengintegrasikan pusat produksi-komoditas, hingga memastikan manfaatnya merata ke desa tempat seluruh produksi pangan bermula.***
