Bandung, BandungOke — Menjelang meningkatnya risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) pada November 2025 hingga awal 2026, Pemerintah Kota Bandung mulai mengaktifkan mode siaga.
Wali Kota Muhammad Farhan menginstruksikan seluruh kelurahan mempercepat sosialisasi dan edukasi pencegahan, termasuk pemeriksaan lingkungan yang selama ini menjadi titik lemah penyebaran nyamuk dengue.
Farhan menegaskan pola siklik kasus DBD yang selalu naik setiap 3–4 tahun. Setelah 2025 mengalami penurunan, tahun-tahun mendatang justru diperkirakan menjadi masa kenaikan.
“Tahun 2026 sampai 2028 diprediksi naik. Karena itu kita harus siaga dan bergerak lebih cepat,” ujar Farhan saat menghadiri Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Braga, Selasa (18/11/2025).
Ia memastikan fasilitas pemeriksaan dini melalui tes NS1 kini gratis di seluruh Puskesmas. Pemeriksaan dapat dilakukan sejak 24 jam pertama demam, sehingga deteksi virus dengue tidak menunggu antibodi muncul beberapa hari kemudian.
“Kalau demam hari pertama, langsung ke Puskesmas. NS1 gratis, sudah termasuk layanan BPJS,” jelas Plt. Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Dinkes Kota Bandung, Dadan Mulyana Kosasih.
Bandung hingga kini masih berstatus endemis. Dadan kembali menekankan pencegahan 3M Plus—menguras, menutup, dan mengelola ulang sampah—serta perlindungan diri dari gigitan nyamuk. “DBD itu kadang tidak terasa sampai gejala muncul. Jangan menunggu.”
Dengan pesan yang lebih ketat, Pemkot ingin memastikan warga tidak hanya waspada, tetapi juga terlibat aktif menjaga kebersihan lingkungan.***






