Bandung, BandungOke – Sejak Jumat pagi, denting sepatu dan teriakan instruksi memenuhi GOR Pajajaran Bandung. Kejuaraan Nasional Pelajar Tarung Derajat 2025—gelaran rutin Kemenpora—kembali memperlihatkan watak olahraga yang dibangun dari kegigihan.
Sebanyak 262 atlet dari 24 provinsi berdiri sejajar di matras, beberapa di antaranya datang jauh dari wilayah yang baru saja digulung bencana di Sumatera.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, membuka acara dengan nada yang tegas namun iba. Kepada kontingen Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, ia menyampaikan penghormatan: bukan hanya karena mereka bertanding, tetapi karena mereka datang dengan luka yang belum kering.
Farhan bahkan menyumbangkan bantuan pribadi Rp10 juta untuk tiap kontingen dari wilayah terdampak.
“Kalian datang membawa semangat bangsa yang tak pernah tumbang,” ucapnya.
Arena Tanding, Arena Pembentukan Karakter
Kejurnas ini bukan sekadar soal fisik. Dwijayanto Sarosa Putera dari Kemenpora menekankan bahwa Tarung Derajat adalah sekolah moral. “Ini arena kesatria, bukan tawuran,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa olahraga ini memagari generasi muda dari kekosongan arah.
Melengkapi itu, Ketua Umum PB Kodrat Bambang Soesatyo menaruh harapan besar: arena GOR Pajajaran hari ini harus menjadi pintu menuju panggung internasional, bahkan SEA Games.
Tiga Hari, 34 Kelas, dan Panggung Masa Depan
Ketua Panitia Wahyu Wijaya merinci 34 kelas yang diperlombakan—mulai dari tarung putra-putri tingkat SMP-SMA hingga seni gerak SD-SMP.
Dari Jawa Barat hingga Kalimantan Timur, dari Bali hingga NTB, para pelajar datang membawa keyakinan bahwa masa depan atletik Indonesia dibangun dari kompetisi yang jujur di usia muda.
Bandung, setidaknya hingga 7 Desember, menjadi tempat di mana ketangguhan fisik dan mental diuji, juga tempat ketabahan dari daerah bencana dirayakan lewat keberanian bertanding.***






