Bandung, BandungOke – Di tengah gelap yang menggantung di sejumlah titik bencana di Sumatra, cahaya baru sedang menyeberang lautan.
Bukan lilin, bukan genset berisik yang kerap mengusik malam para relawan, melainkan sepuluh perangkat PLTS Portable yang dikirim Len, meluncur dari pangkalan Kolinlamil Jakarta dengan menumpang KRI Surabaya-591.
Dari dek kapal itu, energi matahari seakan diberi misi untuk menerangi warga yang masih menunggu listrik kembali bernapas.
Pengiriman ini bukan sekadar bantuan teknis, tetapi sebuah pernyataan: bahwa energi terbarukan kini hadir bukan untuk pameran teknologi, melainkan untuk bekerja di garis depan kemanusiaan.
“Pengiriman PLTS Portable ini adalah respons cepat kami terhadap kondisi kelistrikan di wilayah bencana yang belum sepenuhnya pulih,” ujar Direktur Utama Len, Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D dikutip Kamis (11/12/2025)
Nada suaranya bukan sekadar formalitas, melainkan keyakinan bahwa teknologi lokal harus hadir ketika rakyat paling membutuhkannya.
Perangkat PLTS Portable yang dibekali baterai LiFePO4 ini dirancang sebagai senjata cahaya yang tangguh, stabil, aman, tahan lama, dan kompatibel dengan berbagai kebutuhan lapangan. Mulai dari penerangan dasar, komunikasi darurat, hingga aktivitas operasional tim penyelamat.
Dengan output AC, USB, hingga DC, perangkat ini mampu menjadi tulang punggung energi tanpa mengandalkan jaringan listrik konvensional yang masih terseok.
Panel surya yang menempel pada perangkat-perangkat tersebut bekerja seperti sayap kecil yang menyerap sinar, menabung energi, lalu mengembalikannya sebagai penerang harapan.
Dalam konteks bencana, fleksibilitas semacam ini adalah mata uang paling berharga mampu bertahan di medan yang tidak ramah, mudah dipindahkan, dan ramah lingkungan tanpa menambah beban logistik.
Bagi Len, pengiriman PLTS Portable ke Sumatra bukan momentum seremonial. Ini adalah kelanjutan dari portofolio panjang mereka di sektor energi terbarukan.
Dari rooftop hingga ladang surya, perusahaan ini telah lama membangun reputasi sebagai salah satu pilar teknologi PLTS nasional. Kini, perangkat portable itu menjadi semacam “unit kecil pembuktian” bahwa energi matahari bisa hadir di titik-titik terdalam bencana, di mana listrik konvensional menyerah.
“Kami berharap keberadaan PLTS Portable di lokasi terdampak dapat membantu memastikan layanan penting tetap berjalan dan mempercepat pemulihan sistem kelistrikan,” tutup Joga.
Dan ketika malam turun di wilayah bencana, cahaya itu akan menyala. Bukan dari kabel, bukan dari tiang listrik, tetapi dari perangkat kecil yang membawa pesan besar: bahwa energi masa depan kini hadir di garis terdepan kemanusiaan.***






