Bandung, BandungOke — Di ruang pamer sederhana di Kampus 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, para fotografer muda Photo’s Speak menghadirkan cara lain membaca manusia. Bukan lewat teks panjang, melainkan melalui photo story.
Pameran fotografi tahunan bertajuk “ALETHEIA” ini berlangsung hingga Sabtu (20/12/2025) dan menampilkan karya anggota baru angkatan ke-16.
Mengusung tema besar “Raut”, para peserta memaknai ekspresi dan emosi manusia dari sudut pandang personal, melalui pendekatan visual yang menekankan proses, observasi, dan kedalaman cerita.
Pameran dibuka oleh Kaprodi Jurnalistik Abdul Aziz Maarif S.Sos M.Si bersama Ketua Jurusan Dr. Encep Dulwahab S.Sos M.Ikom.
Tak hanya memamerkan karya, kegiatan ini juga dirangkai dengan talkshow bertema “Bercerita Lewat Foto” pada Jumat (19/12/2025), yang membahas bagaimana fotografi dapat menjadi medium komunikasi yang jujur tanpa bergantung pada narasi panjang.
Seluruh karya dikurasi melalui proses pendampingan para mentor: Muhammad Herdian, Nabila Ilmi Gumilar, Martin Alghiffary Ahmad Setiono, dan Rananda Maurah Dhanti Tambunan.
Ketua Panitia Pameran, Mujiburrahman Dinejad, menyebut ALETHEIA sebagai momentum belajar membaca realitas melalui lensa.
“Pajang karya angkatan 16 photos’speak merupakan suatu kebanggaan bagi saya beserta teman-teman saya. Harapan terbesar untuk ke depannya adalah berkembangnya nama photos’speak selain di UIN saja, tapi melebar luas hingga keluar kota,” ujarnya.
Raut dan Ragam Penafsiran: Dari Sawah, Pasar, hingga Jalan Kota
Setiap photostory menghadirkan tafsir berbeda tentang “raut”. Bukan sekadar wajah, tetapi jejak kehidupan.
Petani Kopi dan Kesunyian di Kaki Gunung
Karya Alfian Shihabbudin memotret kehidupan petani kopi di kaki Gunung Kesang, Kabupaten Bandung. Menggunakan pendekatan EDFAT (entire, detail, framing, angle, time), ia menempatkan tubuh petani sebagai penanda ketekunan — jauh dari hiruk pikuk coffee culture perkotaan.
Rangkaian portrait menjadi penegas raut yang diam namun bercerita. Pasar Sepi dan Raut yang Tertinggal sebaliknya, M. Salman Khadaffi menampilkan suasana muram Pasar Antri Cimahi yang kini sepi dan terbengkalai.
Foto-foto portraiture para pedagang disandingkan dengan sudut ruang yang lapuk, kepala manekin di latar depan, dan lorong yang kosong menghadirkan raut kehilangan dari ruang yang pernah hidup.
Dari ‘Hantu’ Jalanan ke Wajah Manusia
Karya Yogi Ardhi, anggota tertua di pameran ini, memilih pendekatan frontal. Ia memotret para pemeran ‘hantu’ di kawasan Jalan Asia Afrika Bandung dengan teknik diptych.
Dua foto kontras disandingkan: saat wajah penuh make up dan pencahayaan horor, lalu foto portrait dalam gaya kasual.
Di balik kostum, yang muncul justru sisi manusiawi.
Belajar Melihat, Bukan Sekadar Memotret
Sebagai pameran pendidikan fotografi, ALETHEIA menghadirkan photo story bukan hanya sebagai karya estetika, tetapi sebagai latihan empati dan riset lapangan.
Para peserta diajak membaca konteks sosial sebelum menekan tombol kamera.
Pameran berlangsung di Aula A Student Center UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jalan A.H. Nasution No. 105, Cibiru, Kota Bandung — terbuka untuk mahasiswa, pegiat fotografi, dan penikmat seni visual.
Lewat “Raut”, pengunjung diajak memahami bahwa wajah bukan sekadar ekspresi — melainkan ruang kejujuran rasa dan pengalaman manusia.***






