Bandung, BandungOke – Di tengah arus wisata dan mobilitas warga selama libur Natal dan Tahun Baru, Kota Bandung menghadapi ancaman lama yang kembali mengemuka: lonjakan volume sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Darto, menyebut produksi sampah diperkirakan naik sekitar 30 persen selama masa Nataru.
“Kalau di Tahun Baru nanti, volume sampah diperkirakan bisa mencapai 1.800 ton per hari. Karena itu, pengolahan sampah juga kita tingkatkan,” ujarnya.
Di satu sisi, pengangkutan ke TPA Sarimukti disebut masih relatif aman. Di sisi lain, kapasitas pengolahan harian baru mencapai 325 ton per hari — angka yang menunjukkan jurang antara produksi dan kemampuan penanganan.
Kenaikan volume sampah tak hanya berkaitan dengan aktivitas wisata dan konsumsi publik. Ia juga menyingkap persoalan struktural kota: ketergantungan pada TPA, keterbatasan fasilitas pengolahan, dan lemahnya kedisiplinan pengurangan sampah dari sumber.
Pemerintah Kota Bandung sebelumnya mengajukan tambahan anggaran Rp90 miliar untuk memperkuat layanan kebersihan dan mencegah krisis layanan pada awal 2026.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebut pengajuan anggaran masih menunggu persetujuan Gubernur Jawa Barat.
“Kalau tidak disetujui, tanggal 12 Januari kita mulai menghadapi krisis sampah. Kalau dibiarkan, bulan April bisa menjadi bencana sampah,” ujarnya.
Peringatan itu menunjukkan urgensi kebijakan sampah bukan hanya bersifat teknis operasional — melainkan juga menyangkut tata kelola anggaran, koordinasi lintas pemerintah, serta keberlanjutan layanan publik.
Dalam konteks itu, imbauan kepada masyarakat untuk lebih bijak memperlakukan sampah menjadi bagian dari strategi pengendalian risiko — meski tanpa penguatan sistem, dampaknya tetap terbatas.***






