BandungOke – Pertama kali muncul pada abad ke-17 di Italia, Grafologi atau Ilmu di balik tulisan tangan ini berkembang pesat di Prancis pada abad ke-19. Adalah Jean-Hippolyte Michon, seorang pastor Prancis, yang mempopulerkan ilmu ini. Ia memperkenalkan sistem analisis tulisan tangan berdasarkan tanda-tanda tertentu, yang kemudian disempurnakan oleh muridnya, Jules Crépieux-Jamin.
Di Indonesia, metode unik untuk memahami karakter manusia melalui tulisan tangan inj juga terus berkembang satu diantaranya oleh LKP Grafologi Indonesia yang baru saja mewisuda sejumlah lulusannya.
Biasanya ada dua alasan utama seseorang ingin menjadi grafolog, yaitu untuk mengenal dirinya sendiri dan untuk membantu orang lain mengenali siapa mereka,” kata Dilla Solisa Wahid, selaku Direktur Operasional LKP Grafologi Indonesia, di Hotel Homan Bandung, Sabtu 7 Desember 2024.
Dilla mengatakan seperti ilmu lainnya, grafologi juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah ketidakpatuhan klien dalam menjalankan instruksi saat melakukan tes tulisan tangan.
Dalam metode analisis jarak jauh, misalnya, klien diminta untuk menulis sesuai petunjuk tertentu, tetapi sering kali hasilnya tidak sesuai standar yang diperlukan.
Namun, kendala ini dapat diatasi dengan memberikan edukasi yang lebih baik kepada klien.
“Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya instruksi, hasil analisis grafologi dapat lebih akurat dan bermanfaat,’ kata Dilla.
Disinggung Grafologi di era digital, Dilla mengatakan keberadaan platform daring seperti di LKP Grafologi Indonesia membuat pembelajaran grafologi menjadi lebih mudah diakses.
Hal tersebut, kata Dilla membuat peserta yang belajar Grafologi datang dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri, karena mereka dapat mengikuti pelatihan tanpa harus hadir secara langsung. “Hal ini menjadikan grafologi sebagai keahlian yang dapat dipelajari siapa saja, kapan saja,” katanya.
Dilla menambahkan, dalam acara GrafoDuation 2024, peserta dari berbagai daerah di Indonesia berhasil lulus dan mendapatkan sertifikasi internasional. Sertifikasi ini memberikan mereka kemampuan untuk mempraktikkan grafologi secara profesional dan bertanggung jawab.
“Dengan lulus sertifikasi, para grafolog siap menjual skill mereka dan bekerja secara profesional,” kata Dilla.
“Klien kami tidak hanya mencakup Indonesia saja tetapi wilayah Asia atau dunia pun tercover karena kami berada di bawah of Karohs International School of Handwriting Analysist, USA dan LKP Grafologi Indonesia-lah yang diberikan wewenang dan tanggung jawab pelatihan keilmuan grafologi kepada siapapun yang berkenan belajar ilmu ini,” pungkas Dilla.***






