BandungOke – Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi meluncurkan program Sekolah Lansia Perempuan Jawa Barat, sebuah inisiatif inovatif untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan perempuan lansia.
Program yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar ini diluncurkan pada Jumat, 9 Mei 2025, di UPTD Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Jabar, Jalan Pasteur, Kota Bandung.
Program ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Jawa Barat terhadap perlindungan dan pemberdayaan kelompok lansia, sejalan dengan kebijakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2023 dan program Nyaah ka Indung yang telah lebih dulu berjalan.
Memberdayakan, Bukan Hanya Melindungi
Menurut Kepala DP3AKB Jabar, Siska Gerfianti, lansia harus dipandang bukan hanya sebagai kelompok rentan, tetapi juga sebagai individu yang tetap bisa berkontribusi aktif.
“Kita perlu mengubah cara pandang terhadap lansia. Mereka perlu diberi ruang untuk terus belajar, menyalurkan hobi, dan tetap produktif,” ungkap Siska dalam keterangan resminya. Minggu (11/5/2025)
Melalui Sekolah Lansia Perempuan, para peserta diajak untuk mengembangkan diri, menjaga kesehatan mental dan fisik, serta memperluas relasi sosial. Sekolah ini menjadi sarana edukatif sekaligus bentuk penghormatan terhadap peran perempuan lansia dalam keluarga dan masyarakat.
Menjawab Tantangan Aging Population
Berdasarkan data BPS (2024), jumlah lansia di Jawa Barat mencapai 5,6 juta jiwa, atau sekitar 11,25% dari total populasi, dengan 51,23% di antaranya merupakan perempuan. Ini menandakan fenomena aging population yang tak hanya menunjukkan peningkatan angka harapan hidup, tetapi juga memunculkan tantangan baru dalam bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial.
“Angka harapan hidup di Jawa Barat kini 72,26 tahun untuk laki-laki dan 76,56 tahun untuk perempuan. Artinya, kita harus memastikan lansia menjalani masa tuanya dengan sejahtera dan mandiri,” jelas Siska.
Program Belajar untuk Lansia, Dua Kali Sebulan
Sekolah Lansia Perempuan ini merupakan hasil kolaborasi antara DP3AKB Jabar dan organisasi Indonesia Ramah Lansia (IRL). Program dijalankan dua kali dalam sebulan selama periode Mei hingga Oktober 2025, dengan total 12 modul pembelajaran.
Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AKB, Iin Indasari, menyatakan bahwa program ini tidak hanya mendukung kesehatan dan kemandirian lansia, tetapi juga memperkuat sinergi antara pemerintah, komunitas keagamaan, dan masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak, termasuk Majelis Taklim Al Muttaqin yang menjadi peserta sekaligus penggerak. Ini adalah upaya kolektif untuk membangun lansia yang sehat, bahagia, dan tetap bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan,” pungkas Iin.***