BandungOke – Ketua Presidium Perkumpulan Aktivis 98, M. Suryawijaya tak menampik jika Perkumpulan Aktivis 98 menyatakan dukungan penuh terhadap aksi nasional yang akan digelar para pengemudi ojek online (ojol) pada 20 Mei 2025.
Menurutnya, dukungan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas praktik eksploitasi yang terjadi di balik sistem kemitraan yang dijalankan oleh perusahaan aplikator transportasi online seperti Gojek dan Grab.
“Kami melihat apa yang dialami para pengemudi ojol hari ini bukan sekadar soal tarif, tapi soal ketidakadilan struktural dalam ekonomi digital,” kata Suryawijaya dalam keterangan resminya. Senin (19/5/2025).
Suryawijaya, menilai sistem kemitraan tersebut telah menciptakan bentuk ketidakadilan baru di era digital. Menurutnya, meskipun pengemudi disebut sebagai “mitra”, mereka tidak memiliki hak tawar-menawar dalam menentukan tarif, tidak mendapat perlindungan sosial, serta rentan dinonaktifkan tanpa proses transparan.
“Pemotongan pendapatan oleh aplikator yang bisa mencapai 20–50 persen sangat merugikan pengemudi. Selain itu, tarif layanan ditentukan sepihak oleh algoritma, tanpa melibatkan pihak pengemudi sebagai garda terdepan layanan transportasi digital,” tegasnya.
Suryawijaya menegaskan, aktivis 98 juga menilai perusahaan aplikator tidak bertanggung jawab secara sosial karena tidak memberikan jaminan pendapatan minimum, tidak menanggung biaya operasional kendaraan, serta tidak menyediakan ruang demokratis untuk menyampaikan aspirasi pengemudi.
“Sebagai bagian dari generasi reformasi, kami tidak bisa diam melihat rakyat kecil menjadi korban ketidakadilan baru,” tegas Suryawijaya.
Aksi nasional ojol pada 20 Mei disebut sebagai momentum penting untuk menuntut perubahan sistem kemitraan yang lebih adil. Aktivis 98 menekankan bahwa keadilan sosial harus tetap menjadi semangat utama dalam pembangunan ekonomi digital Indonesia.***