close
RCAST.NET
HOT
BandungOKE
No Result
View All Result
BandungOKE
No Result
View All Result

Tanpa Cetak Biru dan Peran PTS, Indonesia Maju Hanya Ilusi

by admin
12 Juli 2025 - 19:53
Negara Abai Cetak Biru Pendidikan, PTS Jadi Korban Sistem

Bandung, BandungOke.con — Wacana besar tentang Indonesia Emas 2045 boleh jadi tinggal jargon kosong jika pemerintah terus mengabaikan ekosistem pendidikan tinggi non-negeri.

Padahal, lebih dari separuh mahasiswa Indonesia justru ditampung oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Namun, perhatian dan anggaran negara masih tertumpu pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

RelatedPosts

UPI Kibarkan Merah Putih di SEA Games 2025, Kampus Pendidikan Panen 14 Medali

Muswil APTISI Jabar 2025, Arah Baru PTS Menuju Unggul

SSU ITB 2026 Jadi Peluang Emas Siswa Unggul Masuk Kampus Ternama

Menurut Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Jawa Barat, Dr. R. Ricky Agusiady, S.E., M.M., Ak., CfrA., CHRM, jalur penerimaan mahasiswa baru di PTN yang terbuka lebar melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan jalur mandiri membuat kuota mahasiswa baru di PTS semakin tergerus. Padahal, biaya masuk PTN melalui jalur mandiri kerap dinilai lebih mahal.

“Bangku perkuliahan saat ini hampir 60–70 persen disediakan PTS, sementara PTN hanya 30–40 persen,” kata Ricky dalam diskusi bersama Forum Wartawan Pendidikan Jawa Barat, baru-baru ini, di Sekretariat ABPPTSI Jabar, Jalan Surapati No 189, Kota Bandung.

Ia menilai, masih kuatnya stigma PTN lebih baik dibanding PTS di masyarakat menjadi tantangan tersendiri. Padahal, dengan adanya akreditasi, kualitas PTN dan PTS seharusnya setara.

Indonesia Butuh Cetak SDM Berkualitas

Ricky menyoroti visi Indonesia Maju di era Presiden terpilih Prabowo Subianto melalui program Asta Cita. Menurutnya, ada paradoks antara cita-cita membangun SDM unggul dengan kenyataan di lapangan.

“Kalau pendidikan tidak diperlakukan setara, pembangunan SDM hanya akan menjadi jargon. Padahal membangun SDM itu investasi jangka panjang. Tidak seperti beli barang. Butuh waktu, biaya, dan proses,” tegas Ricky yang merupakan Ketua YPKP, yayasan dari USB YPKP Bandung.

Ia menambahkan, Indonesia harus memiliki blue print pendidikan hingga 2045. Dengan bonus demografi yang dimiliki saat ini, kualitas pendidikan harus ditingkatkan melalui kebijakan konkret dan dukungan nyata pemerintah.

“Kita lihat di negara seperti Jepang, Inggris, dan Korea Selatan, PTN dan PTS itu tidak ada perbedaan kualitas karena dukungan dari pemerintah,” tegas Ricky.

Perlakuan Berbeda, PTS Dirugikan

Ricky menilai, selama ini PTN mendapat banyak kemudahan dari negara. Dari lahan, dosen, hingga anggaran operasional sebagian besar ditopang pemerintah. Sementara PTS kerap dibiarkan berjuang sendiri.

“Kalau pemerintah tidak hadir membantu PTS, bonus demografi 2045 hanya akan jadi mimpi. Kita justru terancam kekurangan angkatan kerja sejak 2030, karena pola generasi muda yang menikah terlambat, punya anak sedikit, bahkan childfree,” ujarnya.

Ia mencontohkan betapa sulitnya PTS mendapat keringanan biaya operasional seperti pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk sarana prasarana pendidikan.

“Potongan PBB 40 persen saja perjuangannya luar biasa sulit (di Bandung), itu pun hanya satu bidang tanah. Harusnya selama lahan dipakai untuk pendidikan, dibebaskan pajaknya. Kalau tidak bisa menambah PTN, ya PTS harus diberdayakan,” kata Ricky.

Usulan BOM untuk Mahasiswa

Ricky pun mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat hadir dengan kebijakan nyata. Ia menyarankan adanya Bantuan Operasional Mahasiswa (BOM), mirip seperti BOPD atau BOS di jenjang sekolah.

“Undang-Undang Perguruan Tinggi jelas, PTN dan PTS sama-sama berhak dapat bantuan pembiayaan dari pemerintah pusat maupun daerah. Kalau Gubernur bilang kewenangannya hanya sampai SMA, berarti ada yang tidak sinkron antara UU Pemda dan UU Perguruan Tinggi. Harusnya diselaraskan,” jelasnya.

Industri Harus Terlibat

Agar lulusan PTS dan PTN terserap maksimal di dunia kerja, Ricky mendorong sinergi kurikulum kampus dengan kebutuhan industri. Ia meminta Gubernur Jabar membuat kebijakan agar industri di Jawa Barat wajib membuka kuota magang minimal 10 persen dari jumlah karyawan untuk mahasiswa di sekitar lokasi usaha.

“Dengan magang, mahasiswa punya pengalaman kerja nyata. Pemerintah juga harus memposisikan PTN dan PTS sebagai mitra, bukan pesaing. PTS yang belum unggul bisa didampingi PTS mapan atau PTN agar kualitasnya setara,” pungkasnya.

Ricky berharap pemerintah daerah dan pusat benar-benar hadir mendukung ekosistem pendidikan tinggi, agar Indonesia benar-benar siap menghadapi bonus demografi, bukan hanya wacana.

“Kalau dibiarkan, angka pengangguran bisa melonjak, dan berpotensi meningkatkan angka kriminalitas di masa depan,” pungkasnya.***

Editor : Deny Surya

Share221Tweet138Share55

Trending

Di Balik Riuh Nataru, Dirut KAI Bobby Rasyidin Menyapa Petugas yang Menjaga Perjalanan Aman
Ragam

Di Balik Riuh Nataru, Dirut KAI Bobby Rasyidin Menyapa Petugas yang Menjaga Perjalanan Aman

2 jam ago
Sagara Madasari Hadirkan Sensasi Kuliner Pantai Pangandaran di Kota Bandung
Kota Bandung

Sagara Madasari Hadirkan Sensasi Kuliner Pantai Pangandaran di Kota Bandung

9 jam ago
Menjaga Hijau di Tengah Kota, Akankah Kebun Binatang Bandung Tetap Lestari
Kota Bandung

Menjaga Hijau di Tengah Kota, Akankah Kebun Binatang Bandung Tetap Lestari

10 jam ago
Pemkot Bandung Tinjau Pembangunan Krematorium PHDI, Simbol Kerukunan Umat
Kota Bandung

Pemkot Bandung Tinjau Pembangunan Krematorium PHDI, Simbol Kerukunan Umat

13 jam ago
Stasiun Tanjung Balai Seabad Melayani, Urat Nadi Mobilitas Sumut
Kota Bandung

H+9 Nataru Bandung Padat Wisatawan, Stasiun Jadi Pusat Mobilitas Ekonomi Kota

1 hari ago
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kota Bandung
  • Jawa Barat
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Ragam