Jakarta, BandungOke.com — Malam penganugerahan Anugerah Ekonomi Hijau 2025 diwarnai tepuk tangan panjang saat PT Toyota-Astra Motor (TAM) diumumkan sebagai pemenang kategori Inovasi Variasi Elektrifikasi Kendaraan.
Penghargaan dari Detikcom itu mengakui strategi “Multi Pathway” Toyota sebagai solusi transisi menuju Net Zero Emission. Namun, di balik gemerlap panggung, data industri menunjukkan cerita yang lebih kompleks.
Hingga paruh pertama 2025, penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia didominasi model Hybrid Electric Vehicle (HEV) yang masih menggunakan mesin bensin. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari sekitar 35 ribu unit kendaraan elektrifikasi Toyota yang terjual pada 2024, lebih dari 85 persen adalah hybrid, sementara Battery Electric Vehicle (BEV) murni hanya menyumbang kurang dari 10 persen.
Bagi Toyota, pilihan hybrid dianggap paling realistis di masa transisi energi karena infrastruktur pengisian daya untuk BEV masih terbatas. Jap Ernando Demily, Marketing Director TAM, menegaskan pendekatan Multi Pathway adalah bentuk inklusivitas.
“Sejalan visi Beyond Zero, seluruh upaya ini merupakan bagian dari kontribusi Toyota terhadap pengurangan emisi dan mewujudkan Net Zero Carbon di Indonesia. Kami berharap langkah kecil kami dalam menyediakan solusi mobilitas yang ramah lingkungan, dapat menginspirasi masyarakat untuk memulai langkah nyata yang lebih besar dan berdampak positif pada kehidupan,” dikutip Jumat (15/8/2025) ujarnya.
Namun, kritik datang dari kalangan pegiat lingkungan. Lembaga seperti Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai strategi yang terlalu mengandalkan hybrid berpotensi memperlambat adopsi kendaraan listrik murni yang bebas emisi.
“Hybrid memang mengurangi emisi, tapi tetap menghasilkan CO₂. Untuk mencapai Net Zero Emission 2060, kita perlu percepatan elektrifikasi penuh, bukan solusi setengah hati,” kata Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, dalam sebuah diskusi energi.
Toyota mengklaim sudah menyiapkan infrastruktur: 358 dealer resmi, 113 titik charging spot gratis, garansi baterai delapan tahun, serta jaringan layanan darurat. Namun, analis otomotif menilai investasi infrastruktur Toyota masih lebih banyak diarahkan untuk mendukung penjualan hybrid ketimbang BEV.
Penghargaan ini memberi Toyota legitimasi hijau di mata publik, tetapi angka penjualan menunjukkan perjalanan menuju nol emisi masih panjang.
Dengan dominasi hybrid dan lambannya penetrasi BEV, pertanyaan besar tersisa: apakah strategi Multi Pathway benar-benar akselerator, atau justru rem halus dalam perlombaan melawan krisis iklim?






