Bandung, BandungOke – Sunyi terasa menusuk di balik pintu gerbang Kebun Binatang Bandung yg tertutup sejak 6 Agustus 2025. Tidak ada riuh tawa anak-anak, tidak ada langkah rombongan sekolah, hanya suara satwa yang masih setia menunggu perawatan dari para penjaga yang hatinya diliputi cemas.
“Sudah sebulan lebih kita ditutup. Tapi satwa tetap kita kasih makan, kita rawat,” kata Yaya Suhaya, Ketua Serikat Pekerja Mandiri Bandung Zoo, usai menyuarakan aspirasi pekerja yang tergabung dalam Jumat (
Sebanyak 145 karyawan memang masih menerima upah penuh. Namun, mereka tak tahu sampai kapan. Tanpa pemasukan tiket, kebun binatang ini bagai kapal yang terapung di tengah badai, perlahan kehabisan bekal.
Bagi para pekerja, bukan hanya soal gaji yang jadi pertaruhan. Mereka sadar, setiap hari satwa-satwa itu membutuhkan makanan, vitamin, dan perhatian.
“Kami bekerja ingin profesional. Tapi dengan penutupan ini, konsentrasi kami jadi terganggu,” ujar Yaya lirih.
Kebun binatang yang biasanya menjadi ruang belajar anak sekolah dan peneliti kini kehilangan denyutnya. Dampaknya juga merambat ke masyarakat sekitar, terutama pelaku UMKM yang menggantungkan rezeki dari keberadaan pengunjung.
Harapan yang Tertinggal
Hingga kini, belum ada tanda kapan kebun binatang ini akan kembali dibuka. Yaya berharap pemerintah, khususnya Kementerian Kehutanan, segera turun tangan. “Tolonglah kami. Segera diupayakan untuk dibuka kembali, supaya satwa bisa terawat dengan baik,” pintanya.
Kekhawatiran itu nyata. Jika terlalu lama dibiarkan, bukan hanya pekerja yang terancam, tapi juga kehidupan satwa yang setiap hari bergantung pada tangan-tangan penuh dedikasi mereka.
Bandung Zoo kini berdiri di antara ketidakpastian, menunggu keputusan yang bisa menyelamatkan ribuan jiwa: pekerja, keluarga mereka, dan satwa yang tak pernah berhenti menatap dari balik kandang.***