close
RCAST.NET
HOT
BandungOKE
No Result
View All Result
BandungOKE
No Result
View All Result

Reputasi Global ITB Kian Kokoh, 16 Peneliti Masuk Top 2 Persen Scientists

by admin
26 September 2025 - 10:18
Reputasi Global ITB Kian Kokoh, 16 Peneliti Masuk Top 2 Persen Scientists

Bandung, BandungOke.com – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengukuhkan posisinya sebagai pusat riset unggulan di Indonesia.

Sebanyak 16 dosen ITB masuk dalam daftar World’s Top 2 persen Scientists 2025 yang dirilis Stanford University bersama penerbit Elsevier.

RelatedPosts

UPI Kibarkan Merah Putih di SEA Games 2025, Kampus Pendidikan Panen 14 Medali

Muswil APTISI Jabar 2025, Arah Baru PTS Menuju Unggul

SSU ITB 2026 Jadi Peluang Emas Siswa Unggul Masuk Kampus Ternama

Catatan ini menjadikan ITB sebagai perguruan tinggi dengan jumlah ilmuwan terbanyak dari Indonesia dalam daftar prestisius tersebut.

Pemeringkatan ini bukan sekadar simbol gengsi. Stanford menyusunnya berdasarkan indikator ketat: jumlah sitasi, indeks H, hingga dampak publikasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan global. Dengan kata lain, daftar ini mengukur sejauh mana karya seorang ilmuwan mengguncang percakapan akademik dunia.

Tahun lalu, 14 dosen ITB tercatat dalam daftar ini. Kini jumlahnya meningkat menjadi 16 orang, menunjukkan tren positif dalam produktivitas riset kampus Ganesha.

Mereka berasal dari berbagai fakultas, mulai dari teknologi industri, sains, farmasi, teknik elektro, hingga perencanaan wilayah. Nama-nama besar seperti Prof. I Gede Wenten (ahli teknologi membran), Prof. Tommy Firman (perencanaan kota), hingga Prof. Brian Yuliarto (energi baru dan material cerdas) menjadi wajah dari reputasi global ITB.

Masuknya nama alm. Prof. Pekik Argo Dahono, pakar teknik elektro yang wafat beberapa waktu lalu, juga menegaskan jejak panjang kontribusi ilmuwan ITB terhadap dunia.

Namun, di balik kebanggaan ini, ada pertanyaan krusial, bagaimana Indonesia bisa memastikan riset-riset unggulan ini bertransformasi menjadi kebijakan publik, inovasi industri, dan solusi bagi masyarakat luas? Sebab, ranking global tanpa eksekusi di lapangan berisiko menjadi sekadar prestasi di atas kertas.

Rektorat ITB menegaskan, prestasi ini adalah pijakan untuk memperkuat kolaborasi internasional. “ITB tidak hanya ingin diakui dalam indeks global, tapi juga menghadirkan dampak nyata bagi pembangunan bangsa,” demikian pernyataan resmi kampus.

Daftar ilmuwan top 2 persen dunia memang hanya segelintir, tapi kontribusinya bisa menjalar luas. Tantangan berikutnya bagi ITB adalah mengubah pengakuan internasional menjadi energi yang menular—bukan hanya untuk dunia akademik, tetapi juga untuk kemajuan Indonesia.***

Tags: ElsevierITBpendidikan tinggipeneliti Indonesiariset globalsains dan teknologiStanford Universitytop scientist
Share220Tweet138Share55

Trending

Stasiun Tanjung Balai Seabad Melayani, Urat Nadi Mobilitas Sumut
Kota Bandung

H+9 Nataru Bandung Padat Wisatawan, Stasiun Jadi Pusat Mobilitas Ekonomi Kota

9 jam ago
10 Stasiun Favorit Wisman 2025: Yogya hingga Solo Balapan Ramai Turis Kereta
Jawa Barat

372 Ribu Pengguna Nataru, Commuter Line Bandung Perkuat Arus Wisata dan Urban Mobility

1 hari ago
Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru
Jawa Barat

Stasiun Bandung dan Kiaracondong Jadi Simpul Utama Nataru

1 hari ago
Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar
Kota Bandung

Bandung Terancam Krisis Sampah Januari, Pemkot Ajukan Tambahan Anggaran Rp90 Miliar

1 hari ago
Diduga Bom di Kosambi, Farhan Tegaskan Aparat Sudah Tangani Serius
Kota Bandung

Pengamanan Natal Bandung Diklaim Kondusif, Farhan Soroti Makna Kesederhanaan dan Ruang Toleransi

1 hari ago
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Kota Bandung
  • Jawa Barat
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Ragam