KBB, BandungOke.com – Di Jalan Dago Giri No. 101, hanya 50 meter dari ArtSociates Cafe, sebuah ruang baru hadir menggabungkan keintiman kafe dan galeri.
Hybridium Art Gallery & Cafe resmi membuka dua pameran pada Jumat (26/9), menegaskan dirinya sebagai ruang alternatif yang ramah bagi publik seni dan pecinta nongkrong santai.
Pameran pertama, “Talun: Temporal”, berlangsung di taman Hybridium. Presentasi luar ruang ini menolak bentuk kaku dan memilih menjadi fragmen hidup yang bernafas bersama alam.
Hujan, angin, lumut, bahkan retakan di permukaan karya dianggap bagian dari narasi, bukan kerusakan.
Dalam bahasa Sunda, talun berarti kebun pepohonan berusia panjang, sementara dalam bahasa Indonesia bermakna gema atau gaung.
Semangat transisi itu digarap bersama delapan perupa muda: Bayu P. Pratama, Das Genesis, Erik Rifky Prayudhi, Fefia Suh, Izal Batubara, Mira Rizky, Rendy Pandita, dan Wildan Indra Sugara.
Di dalam ruang galeri, Hybridium menampilkan pameran “Nglanglayung: The Unrest Within”. Enam seniman tampil dengan gaya dan medium beragam: Anahiz, Fatih Jagad Raya, Friski Jayantoro, Galih Hermawan, Karyana Tri Utama, dan Washfa Fadilla.
“Enam seniman dengan medium dan gaya berbeda berkumpul dalam pameran ini, lukisan teks dan ikon yang riuh, bentuk biomorfik yang menyentuh tubuh, pernyataan minimal yang nyaris sunyi, sapuan ekspresif dengan jargon internet, resin kitsch yang berkilau sekaligus rapuh, hingga video surreal yang menyindir realitas politik lewat humor gelap. semua terhubung dalam semangat zaman yang sama,” papar Axel Ridzky, kurator dua pameran tersebut.
Kedua pameran di Hybridium Art Gallery & Cafe ini berlangsung hingga 24 Oktober 2025, membuka jalan bagi seniman-seniman muda untuk mempertemukan karya dengan publik, sekaligus menghadirkan pengalaman seni yang tak terpisahkan dari ruang sosial.***