Bandung, BandungOke.com – Kota Bandung kembali berada di bawah bayang-bayang krisis sampah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperketat kuota pembuangan ke TPA Sarimukti, memaksa Kota Bandung hanya bisa mengirim 981 ton sampah per hari, turun dari sebelumnya 1.200 ton.
Akibatnya, sekitar 200–300 ton sampah per hari tak terangkut dan menumpuk di berbagai titik.
“Estimasi penumpukan sudah mencapai 4.000 ton dan akan terus bertambah kalau tidak ada langkah cepat,” kata Salman Faruq, Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Bandung. Sabtu (11/10)
Pemerintah kota kini berpacu dengan waktu. Selain mempercepat pembentukan pendamping pemilah di tiap RW, Pemkot juga mengoptimalkan 151 rumah maggot untuk mengolah sampah organik.
Namun kapasitasnya baru berjalan separuh dari potensi. “Rumah maggot bisa olah 1 ton per hari, tapi baru 350 kilogram yang masuk. Kita akan dorong warga lebih aktif memilah dari rumah,” ujar Salman.
Langkah-langkah darurat itu belum cukup. Wali Kota Farhan juga tengah menginventarisasi lahan RW dan kelurahan sebagai pusat pengolahan mandiri. Targetnya, Bandung tak lagi tergantung sepenuhnya pada TPA Sarimukti.
Dalam konteks darurat ini, warga diminta ikut ambil bagian. “Kuncinya partisipasi masyarakat. Kalau tidak dimulai dari rumah, penanganan sampah tak akan pernah selesai,” ujar Salman menutup.***






