Purwokerto, BandungOke.com — Suasana penuh keakraban dan nostalgia mewarnai perayaan ulang tahun ke-23 Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), sebuah komunitas pecinta dan pelestari sejarah perkeretaapian Indonesia.
Sejak berdiri lebih dari dua dekade lalu, IRPS terus menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan dunia perkeretaapian Tanah Air.
“Di usia ke-23 ini, kami ingin menunjukkan bahwa IRPS masih eksis, solid, dan terus berperan aktif dalam dunia perkeretaapian. Kami ingin tetap menjadi rekan, mitra, sekaligus sahabat bagi pihak kereta api,” ujar Ketua Umum IRPS, Ricki Dwi Agusti (Dirjo), di sela perayaan ulang tahun IRPS dikutip Minggu (11/10)
Menurut Dirjo – sapaan akrab Ricki Dwi Agusti, selama lebih dari dua dekade, IRPS telah melaksanakan beragam kegiatan bertema sejarah dan edukasi perkeretaapian.

Dari tur ke stasiun-stasiun tua hingga pameran foto dan lokomotif klasik, antusiasme masyarakat semakin meningkat setiap tahunnya. “Semakin banyak event yang kami gelar, semakin banyak pula yang tertarik mengenal IRPS. Kami adalah komunitas yang benar-benar cinta pada kereta api melalui sejarahnya,” katanya.
Namun, di tengah kemajuan teknologi transportasi modern, IRPS tak ingin terjebak nostalgia semata. “Visi kami memang berakar pada sejarah, tapi kami juga harus mengikuti perkembangan zaman. Karena itu, IRPS terus berupaya bersinergi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) maupun pihak lain, agar nilai sejarah bisa berjalan beriringan dengan inovasi,” jelas Dirjo.
Tak hanya untuk kalangan dewasa, IRPS juga membuka ruang bagi generasi muda yang ingin bergabung. Bagi calon anggota di bawah 17 tahun, ada mekanisme khusus yang disebut anggota QQ. “Syaratnya, salah satu orang tua wajib menjadi anggota terlebih dahulu. Setelah berusia 17 tahun, barulah anak tersebut bisa menjadi anggota penuh,” terang Ricki.
“Informasi lengkap dan pendaftaran anggota IRPS dapat diakses melalui situs resmi www.irps.org.id,” imbuhnya.
Ricki mengungkapkan, di periode kepengurusan keduanya, IRPS tengah menyiapkan program besar yang menyeimbangkan semangat sejarah dengan kemajuan teknologi.
“Sejarah itu bukan hanya tentang lokomotif tua atau rel klasik. Kami ingin mengangkat sisi modern perkeretaapian sebagai bagian dari narasi panjang sejarah Indonesia,” katanya.
Bagi IRPS, menjaga sejarah bukan berarti berhenti di masa lalu. Melalui edukasi, kegiatan publik, dan sinergi dengan berbagai pihak, komunitas ini ingin memastikan bahwa setiap deru roda kereta di rel bukan sekadar perjalanan — melainkan kisah panjang tentang bangsa yang terus bergerak maju.***






