Bandung, BandungOke.com – Tak hanya aparat pemerintah, tetapi juga komunitas lintas hobi dan usia ikut turun tangan. Di kawasan Alun-alun Bandung dan Lapas Banceuy, komunitas Forum Club Motor Bandung (FCMB) dan MPH Community Indonesia ikut memungut sampah dan mengecat trotoar.
Dewan Pembina MPH Community, Sony Teguh Prasatya, menegaskan, “Kolaborasi ini bukan ajang seremonial. Ini bukti nyata kepedulian terhadap Bandung agar tetap indah dan nyaman.”
Gerakan Beberesih Bandung hari itu menjadi wajah baru kolaborasi warga. Tak ada sekat antara ASN dan komunitas. Lingga P. Gahara, salah satu ASN Pemkot Bandung, menegaskan, “Kita ingin Bandung tidak hanya bersih dari sampah, tapi juga dari perilaku yang merusak lingkungan. Kebersihan adalah tanggung jawab kita semua.”
Dari Kebersihan ke Reputasi Global
Gerakan ini tak berhenti di sapu dan karung sampah. Ia beririsan langsung dengan wajah global Bandung. Wakil Wali Kota Erwin menuturkan, “Kita sedang bersiap menjadi tuan rumah Festival Asia Afrika 2025. Dunia akan kembali menatap Bandung.”
Menurutnya, kebersihan dan keteraturan kota adalah bentuk tanggung jawab moral, bukan hanya administratif. “Spirit of Bandung 1955—semangat solidaritas dan perdamaian—harus hidup dalam tindakan kita hari ini,” ujar Erwin.
Bandung yang dulu dikenal dengan semangat konferensi antarbangsa, kini kembali menegaskan dirinya di pentas global—bukan melalui pidato, tapi melalui tindakan sederhana: menyapu jalanan kotanya sendiri.
Di setiap sapuan, terselip pesan bahwa Bandung tak hanya ingin tampil indah di mata turis, tetapi juga layak dihuni oleh warganya. Dari komunitas motor hingga ASN muda, dari gang kecil hingga pusat kota, Bandung seakan berbisik satu hal: kebersihan bukan pekerjaan, tapi kesadaran.***






